Ia hanya membawa bekal seadanya berupa nasi bungkus, air mineral, kopi, dan rokok.
Logistik alakadar itu diperkirakan cukup.
Niatnya tiga sekawan ini hanya ingin datang dan membuktikan sendiri keindahan ngarai Uruek Meuh yang selama ini santer terdengar.
Tak ketinggalan mengabadikan keindahan maha karya ciptaan Tuhan tersebut tentu saja. Namun kenyataan tak semulus rencana.
Dari pasar Padang Tiji perjalanan diawali dengan kondisi jalan yang mulus teraspal, selanjutnya berturut-turut jalan berbatu, tanah liat, hingga akhirnya mendekati puncak bukit menyisakan jalan setapak dengan kondisi yang terang saja terlihat jarang dilalui manusia.
Uruek Meuh sendiri terdapat di lereng bukit di baliknya. Ayi mengaku tak mendapat alamat lengkap keberadaan Uruek Meuh.
Dari kawan yang sudah lebih dulu menjajal lingkok kuwing, ia dan kedua temannya hanya mendapat petunjuk arah yang bersifat umum.
Tentu ini bukan soal besar bagi seorang traveller sejati.
Kawasan Ngarai Uruek Meuh, Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, Aceh.
Keindahan Ngarai Ureuk Meuh
Batuan alam dengan tekstur padat berlapis-lapis menjulang setinggi beberapa meter.
Dari celah batuan mengalir air ke dalam ceruk serupa telaga. Seperti halnya air terjun dengan ketinggian sekitar 2 meter.
Air tersebut mengalir ke anak sungai atau merembesi batuan yang merupakan satu kesatuan yang menghampar di bawahnya.
Bertingkat-tingkat dengan ketinggian air yang terbilang rendah. Pepohonan lebat memeluk sekeliling ngarai. Keindahan persembahan dari alam.
Namun kondisi cuaca yang tidak bersabahat membuat kawasan tersebut rentan licin atau longsor.