Inilah yang memaksa Ayi dan kawan-kawan memilih menginap di tengah ngarai.
Mereka kehabisan bekal. Beruntung ada warga setempat yang sedang memancing dan menawarinya makanan dan tempat untuk berteduh.
Keesokan harinya ketika sore menjelang, rombongan kecil itu bergesas pulang.
Namun lagi-lagi perjalanan pulang menguji kesabaran.
Ayi dan kedua rekannya terjebak hujan dan membuat kendaraan roda dua yang mereka pakai lumpuh.
“Waktu itu kami sudah pasrah, kami sudah lemas lantaran tidak ada lagi yang bisa dimakan. Untuk melepas dahaga saja akhinya terpaksa minum dengan membenamkan wajah ke dalam sungai sumber irigasi,” cerita Ayi.
Waktu dari pukul 17.00-20.00 WIB terasa panjang lantaran terjebak hujan.
Ban sepeda motor menggelinding seperti bola salju.
Tak ada pilihan lain kecuali menunggu kondisi cuaca membaik.
Ayi dan kedua kawannya kembali dengan membawas pulang kisah perjalanan mereka menjajal lingkok ngarai.
Keindahan tersembunyi di balik gugusan Bukit Barisan.