Keuntungan yang didapatkan penjual tukang kopi keliling meningkat tajam dibandingkan hari-hari biasanya.
Didi mengaku bisa meraup keuntungan bersih dengan total Rp 150 ribu pada malam minggu.
"Untung bersihnya hari biasa hanya Rp30.000-Rp50.000 kalau malam minggu Rp150ribu mah nyampe," tuturnya.
Minuman yang banyak diburu pengunjung kebanyakan kopi capuccino dan es jeruk nutrisari.
Sepeda untuk jualan kopi dan mie instan oleh pedagang keliling di Taman Menteng, Jakarta Pusat (Tribunnews.com/ Reynas Abdila)
Dalam seharinya, Didi membawa ratusan renceng minuman sasetan yang ditumpuk di atas stang sepeda.
Stok air dan es yang dibawanya selalu terisi penuh karena ada agen yang menjualnya di kawasan Taman Menteng.
Sekilas Soal Taman Menteng
Taman Menteng terletak di Jl. HOS Cokroaminoto yang dulunya merupakan Stadion Menteng yang dibangun oleh arsitek Belanda pada tahun 1921 dan memiliki kapasitas 10.000 penonton.
Akan tapi Gubernur DKI Sutiyoso, saat itu, mengubah fungsi Stadion menjadi sebuah taman terbuka sekitar bulan September 2004.
Dinas Pertamanan DKI Jakarta membuka sayembar guna mendesain Taman Menteng sebagai fasilitas ruang terbuka hijau untuk melakukan beragam aktivitas.
Pada tanggal 28 April 2007 akhirnya taman ini diresmikan dengan kategori taman publik yang memiliki sarana olahraga seperti lapangan basket, futsal, dan jogging trek.
Ada pula 44 sumur resapan, arena bermain untuk anak, kolam ikan, dan air mancur serta lahan parkir bertingkat.
Didi, penjual kopi keliling, dan keramaian di Taman Menteng, Jakarta Pusat pada malam hari (Tribunnews.com/ Reynas Abdila)
Di sisi timur terdapat dua buah rumah kaca yang dapat dijadikan lokasi pameran kesenian meliputi lukisan, fotografi, dan kebudayaan daerah.
Setiap harinya taman ini dibuka untuk umum dan selalu ramai dikunjungi terutama pada malam minggu dan minggu pagi tanpa dipungut biaya sepeserpun.