News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kuliner

Menu Seafood Wakatobi Begitu Enak, Kuncinya: Jangan Menyiksa Saat Menangkap Ikan!

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aneka kuliner laut khas Wakatobi

Ada rasa khas yang terindera oleh lidah ketika mencicipi kuahnya yang kuning, encer, dan ringan. Rasa asam yang samar, tetapi menyentak ingatan rasa yang gembira mengenal rasa ”baru” tetapi lama

. Ikan tuna dan cakalang diperoleh dari laut dalam. Demi memburu tuna dan cakalang, nelayan sedikitnya berada di tengah laut selama dua minggu.

Oleh karena tidak punya es batu atau mesin pendingin, ikan-ikan itu dijual kepada nelayan asing di tengah laut. Mereka melaut hingga ke batas mendekati Australia atau di laut antara Kalimantan dan Sulawesi.

Para nelayan tidak punya banyak pilihan karena jika ikan dibawa ke darat akan membusuk.

Di kala air surut, ikan-ikan dengan sendirinya terdampar ke pantai. Nelayan Wakatobi punya cara khas untuk menangkap ikan non-perairan dalam.


Chef Lisa Virgiano membagikan hidangan ala Wakatobi yang selesai dimasak kepada tamu undangan saat acara Minna Wakatobi di Jakarta, Pertengahan Juli lalu. (Kompas/ Riza Fathoni)

Mereka menggunakan sero, semacam jaring yang dibuat dari bambu dan batang pisang. Manis aroma bambu menarik ikan-ikan mendekat.

Dengan desain sedemikian rupa, sero menggiring ikan masuk perangkap. ”Orang sana percaya, ikan yang ditangkap dengan cara baik, rasanya enak. Sebaliknya, jika sebelumnya ia tersiksa atau kesakitan, misalnya dipancing, kenikmatannya berkurang,” ungkap Lisa.

Sayangnya, kini sero yang dipakai dibuat dari plastik karena dianggap praktis dan tahan lama meski harga buatnya lebih mahal.

Namun, sebenarnya, hasil tangkap dengan sero plastik lebih sedikit daripada sero bambu. Itu pun sudah dengan ikan-ikan kecil yang seharusnya tidak ikut terjaring karena lubang-lubang pada sero plastik yang kecil-kecil. Ketika tertiup angin, sero plastik menimbulkan suara berisik yang menakuti ikan.

Sebaliknya, sero bambu menimbulkan suara bak musik yang indah.

”Nelayan muda lebih suka sero plastik karena tidak perlu repot memperbaiki jika kena gelombang.

Seorang parika atau tetua nelayan di sana sudah setuju untuk mengajarkan kembali cara membuat sero bambu kepada para nelayan karena sudah sangat jarang yang membuat dan memakainya. Kami sedang mengumpulkan dana untuk itu,” lanjut Lisa.

Selain kentakalla ni santai, ada pula kosea nu lobha atau kosea sayur. Ini semacam sup dengan bahan daun melinjo, daun ubi, dan daun katuk yang diberi rasa oleh parutan kelapa muda dan ikan bakar yang disuwir-suwir.

Bumbu sederhana

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini