Kereta klasik
Tak hanya pemandangan gletser, kereta wisata lain, seperti kereta cokelat dan kereta keju, juga memberi pengalaman berbeda bagi wisatawan.
Swiss Chocolate Train atau kereta cokelat membawa penumpang mengunjungi sentra-sentra pembuatan cokelat di Swiss. Menggunakan kereta klasik dari masa sebelum perang dunia, Swiss Chocolate Train hanya beroperasi pada musim panas, dari Mei hingga Oktober.
Kereta cokelat ini beroperasi selama satu hari perjalanan dari Montreux di Danau Geneva hingga pabrik Cailler (Nestlé) di Broc yang berusia hampir 200 tahun dan merupakan produsen cokelat tertua di Swiss. Bahan baku cokelatnya memang tidak berasal dari Swiss, tapi susu sapi tradisionalnya merupakan produksi kebanggaan Swiss.
Tiket menjelajah seluruh pelosok Swiss dengan mudah bisa diperoleh dari Indonesia. Di Jakarta, Makassar, dan Surabaya, Swiss Travel Pass bisa dibeli lewat Pan Travel atau pesan online di Rail Europe.
”Kami menyajikan pengalaman wisata tak terlupakan. Tak sekadar memindahkanmu dari satu tempat ke tempat lain,” kata Assistant International Media Development Swiss Travel System Esther Häni, yang turut menemani perjalanan kereta api dari Zurich menuju Yverdon-les-Bains.
Pemandu menceritakan jalur tua kereta api dari Montreux menuju Rochers-de-Naye (2.000 meter di atas permukaan laut (Kompas/ Mawar Kusuma Wulan)
Esther menerangkan tentang jaringan rute transportasi publik sepanjang 26.000 kilometer ke 75 kota yang bisa ditapaki dengan satu tiket Swiss Travel Pass. Swiss Travel Pass dikelola oleh organisasi pemasaran swasta, Swiss Travel System, untuk transportasi umum ke seluruh Swiss. Tiket ini juga bisa digunakan sebagai karcis gratis masuk ke 480 museum.
Wisatawan yang tak ingin bepergian dengan menyeret-nyeret koper cukup menghubungi layanan bagasi, seperti Fast Baggage, Fly-Rail Baggage, atau menyimpan koper di kotak penyimpanan di stasiun kereta api.
Pengunjung tak hanya jatuh cinta pada pemandangan alam Swiss, tapi juga pada kereta apinya, yang bisa membawa kita ke mana-mana, menyisir keindahan demi keindahan.... (Mawar Kusuma)