Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Jika bertandang ke Kabupten Sleman, khususnya di daerah obyek wisata Kaliurang anda akan mendapati sebuah makanan tradisional khas derah tersebut, yakni jadah tempe.
Di daerah wisata yang berada di kaki gunung Merapi tersebut terdapat puluhan warung ataupun lapak yang menjajakan jadah tempe.
Dari sekian banyak tempat yang menjual jadah tempe, ada satu warung penjual jadah tempe yang cukup terkenal, yakni Jadah Tempe Mbah Carik.
Jadah tempe merupakan kuliner gabungan dari dua jenis olahan, yakni jadah dan tempe bacem. Jadah merupakan penganan yang terbuat dari bahan ketan sedangkan tempe terbuat dari kedelai dan dimasak bacem.
Perpaduan dua rasa yang jauh berbeda menghasilkan rasa yang unik dan pas di lidah.
Rasa jadah yang cenderung gurih karena dimasak menggunakan santan dan kelapa, dipadu dengan rasa tempe bacem yang manis menciptakan sensasi rasa yang lezat di lidah.
Warung Mbah Carik. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Ida Koniasih (36), generasi keempat penerus usaha jadah tempe Mbak Carik menyatakan, usaha keluarga ini telah ada sejak tahun 1950-an.
"Dulu yang memulai usaha ini adalah Mbak Carik, yang memiliki nama asli Sastro Dinomo. Kemudian diteruskan oleh anaknya yang bernama Sudimah, dan saya ini adalah cucu dari Sudimah," ujarnya.
Lebih lanjut dia menyatakan saat ini ada beberapa warung jadah Tempe Mbah Carik yang dikelola oleh beberapa anak Mbah Sudimah.
Saat ini Ida Koniasih mengelola warung jadah tempe yang berada di Jalan Astomulyo, Kaliurang, tepatnya berada di sebelah selatan patung udang komplek wisata kaliurang.
Di tempat tersebut awal mula Mbah Carik berjualan jadah tempe.
Jadah disajikan dalam ukuran yang cukup kecil, dibentuk lonjong sebesar dua gigitan orang dewasa dan dimakan bersama dengan tempe bacem.
Tetapi saat ini tidak hanya tempe saja yang menjadi pendamping jadah, terdapat juga tahu bacem. Bagi mereka yang suka citarasa pedas disediakan cabai rawit sebagai lalapanya.