Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, PEMATANG SIANTAR - Siantar Square dikenal sebagai tempat nongkrong sekaligus pusat jajanan nusantara di Pematang Siantar.
Tak aneh jika semakin malam, semakin ramai jumlah kunjungan orang yang datang ke objek wisata kuliner satu ini.
Warung-warung berjejer menawarkan segala jenis macam makanan.
Proses pembakaran ikan di sini berbeda, yakni memanfaatkan kulit pala sebagai arangnya. (Tribun Medan/Silfa Humairah)
Ada ayam penyet, ikan bakar, sate, aneka mie, dan lain-lain.
Menu wajib atau paling diminati wisatawan adalah ayam bakar dan ikan bakarnya.
Bukan tanpa alasan, menu tersebut dibakar memiliki kekhasan bumbu rahasia dan proses pembakaran yang berbeda, yakni memanfaatkan kulit pala sebagai arangnya.
"Aroma gosong kalau dibakar pakai batok atau kayu agak menyengat, warna ayam dan ikan saat dibakar juga hitam pekat," kata Ramli, pedagang warung yang menawarkan menu ayam dan ikan bakar.
Menurutnya, asap dari pembakaran kulit pala juga tidak terlalu mengganggu mata atau pedih seperti halnya kalau terkena asap arang dari batok dan kayu.
"Asapnya banyak ya sama kayak arang batok dan kayu, tapi tidak terlalu mengganggu mata. Jadi pengunjung lalu lalang di depan warung kami pun tidak terganggu malah makin selera mencium aromanya," katanya.
Ayam bakar. (Tribun Medan/Silfa Humairah)
Di saat akhir pekan tiba, kawasan ini menjadi ramai dengan kawula muda yang menghabiskan waktunya di sana.
Wisatawan juga berduyun ke sana setelah usai mengunjung tempat wisata yang tidak jauh dari Siantar Square.
Sda Kebun Binatang Siantar, Vihara Avalokitsvara, Patung Dewi Kwan In yang tepat berada sekitar 100 meter dari sana.
Josep Sian, pengunjung menuturkan, ikan bakar Siantar Square menjadi favorit di sini karena bumbunya menyerap, dan rasanya masih segar serta tidak bau amis.
"Menunya beragam dan rasanya maknyus, layak direkomendasikan kalau wisatawan berkunjung ke Siantar," tambahnya.