Apalagi jika kita lelet dan harus disuruh dulu membukanya, mereka bakal tidak ramah ke kita.
Jika barang-barang kita dilempar-lempar mereka, kemungkinan barang kita bakal rusak.
Akan lebih baik jika kita bersikap ramah dan berinisiatif sendiri membongkar barang kita sebelum mereka suruh.
"Kalau begitu, mereka akan menghormati kita. Barang kita nggak dilempar-lempar sama mereka," bebernya.
Di Selandia Baru menggunakan voltase listrik 220 Volt dengan saklar listrik berupa tiga kepala pipih.
Dia menyarankan, untuk urusan colok mencolok gadget, sebaiknya membawa saklar jenis ini dari tanah air, dari pada repot lagi di sana mencari-cari toko yang menjualnya.
Selama di Selandia Baru, dia menginap di hotel.
Menurutnya, kebanyakan hotel memiliki fasilitas Pay Movie yang tertera di remote control televisi di kamar hotel.
Jika kita tidak tahu, kemudian tertekan tombol itu, siap-siap saja kita akan dikenakan biaya tambahan.
"Pay Movie adalah film di layar televisi yang harus dibayar jika kita menontonnya," tuturnya.
Pantangan lainnya selama di hotel, yaitu jangan mengeringkan pakaian yang sudah dicuci di atas kap lampu karena jika kap lampu jadi kotor, bernoda bahkan rusak, pihak hotel akan mengenakan biaya cukup tinggi untuk itu.
Pada saat menyalakan keran air di kamar mandi, usahakan agar airnya tidak membahasi karpet atau keluar dari kamar mandi.
"Kalau ini terjadi akan kena biaya tambahan juga. Kabarnya cukup mahal. Kalau saya sih bersyukur nggak pernah mengalami itu selama di Selandia Baru," sebutnya.