Namun, tak bisa dipungkiri, tempat-tempat tersebut lebih mengarah pada kalangan anak muda dan dewasa.
Di sisi lain, ruang untuk anak-anak masih tergolong minim.
Ada, namun tidak banyak.
Anak-anak asyik bermain di Taman Bermain Tamanak Wadahi di Gianyar, Bali. Konsep bermain kembali ke alam (Tribun Bali/ Cisilia Agustina Siahaan)
Salah satunya adalah Tamanak, yang berdiri sejak Maret 2013.
Bisa dikatakan beruntung, selain bermain di sekolah, anak-anak yang ada di Banjar ini dapat bebas bermain di tempat yang didirikan oleh seorang asal Italia bernama Marcello Massoni yang sudah menetap di Bali sejak tahun 2002 yang lalu ini.
“The concept was, when the firs time we’re in Bali, we couldn’t find any public space for our kids to play,” ujar Marcello.
Tumbuh di kawasan yang memilki ruang seperti taman bermain di tempat asalnya, dan tidak menemukan itu di Bali, itulah yang kemudian mendasari Marcello untuk membangun taman kecil ini di sudut Sayan.
Dengan menyewa lahan dari penduduk setempat dan meminta izin dari Banjar setempat, ia memutuskan untuk membuat Tamanak.
Lokasinya pun cukup tenang, yakni agak jauh dari jalan raya, sehingga cukup dirasa aman bagi anak-anak.
Jika datang dari arah Ubud, untuk patokannya bisa mencari Puskesma II Ubud yang berada di jalan Raya Sayan.
Ada juga penanda jalan kecil berwarna hijau di depannya, bertuliskan “Tamanak”.
Di sana akan tampak ada jalan masuk, kemudian akan tampak pura, ambil jalan di kanan pura tersebut.
Kurang lebih 300 meter dari jalan tersebut, maka akan tampaklah keberadaan taman yang buka dari pukul 07.00 - 18.00 Wita ini.
Terus Berkembang dengan Donasi dari Kerabat