Laporan Wartawan Tribun Bali, Ayu Dessy Wulansari
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Siobak dikenal dengan makanan khas dari daerah Bali Utara, yaitu Buleleng.
Sajian ini sebenarnya merupakan masakan khas Tionghoa yang banyak dijajakan di sudut kota Singaraja dan rasanya disesuaikan dengan lidah orang setempat.
Karena makanan ini populer, saat ini kehadiran siobak banyak dijumpai di kota-kota lain, seperti Denpasar.
Satu di antaranya adalah Siobak Bali House (SBH). Rumah makan ini berada di Jalan Tukad Irawadi No. 18, Denpasar, Bali.
Tempat makan ini mengusung suasana kekeluargaan.
Hal itu karena menjadi satu tempat dengan rumah sang pemilik.
Beberapa foto keluarga menghiasi dinding ruangan.
Sate babi di Siobak Bali House.
Kursi dan meja makan pun ditata layaknya ruang tamu maupun ruang makan yang biasa ditemui di rumah.
Menurut pemilik SBH, Ida Bagus Mahayana Wardhana atau yang kerap disapa Gus Mahok, interior dibuat seperti itu agar pengunjung merasa makan di rumahnya sendiri dengan nyaman.
Siobak ala SBH dibuat berbeda dengan siobak khas Singaraja lainnya.
Hidangn ini diracik dengan resep khusus oleh istrinya, Faria Sari Fatmawati.
“Dari bumbu dan cara penyajiannya yang berbeda di sini. Kalau siobak yang lain itu bumbunya agak asin. Kalau siobak SBH kita bikin dengan cara kita sendiri. Maka dari itu kita namakan siobak Bali, bukan siobak Singaraja,” tuturnya.
Siobak SBH menggunakan bumbu tauco yang dibuat mengental dan disiram di atas irisan daging babi.