Umumnya siobak berisi jeroan daging babi, namun siobak ala SBH tidak menggunakan jeroan untuk isiannya.
“Pernah ada yang makan di sini orang dari Singaraja dan beberapa yang pernah nyobain siobak di tempat lain. Dari mereka bilang kalau rasa dan tampilan siobak di sini memang beda,” lanjutnya.
Daging sebelumnya direbus dengan bumbu dan rempah.
Babi kecap di Rumah Makan Siobak Bali House.
Prosesnya bisa memakan waktu sampai dua jam lebih agar bumbu meresap dan daging menjadi empuk.
Setelah itu daging dipanggang sehingga rasanya makin keluar dan nikmat.
“Kita tidak goreng dagingnya karena babi kan sudah mengeluarkan minyak dari lemaknya. Kalau digoreng kan jadinya tambah berminyak. Orang kadang tidak mau. Makanya ada rasa bakar yang bikin beda juga,” tambah sang istri.
Selain itu, siobak dan makanan lain yang ditawarkan di tempat ini tidak menggunakan bumbu penyedap yang mengandung MSG.
Ini juga yang menjadi kelebihan dari SBH dalam menghidangkan masakannya.
Setiap masakan hanya mengandalkan rempah dan bumbu yang diolah menjadi hidangan yang sedap untuk disantap.
Pengunjung yang datang dan mencoba siobak tidak hanya datang dari orang lokal saja.
Banyak wisatawan domestik yang berlibur ke Bali menyempatkan datang untuk menyantap siobak di SBH.
Tak jarang pula ada yang memesan khusus untuk dibawa dan dijadikan oleh-oleh.
SBH juga mengakomodir katering maupun gathering.
Menu masakan yang bisa dipesan tidak hanya fokus ke siobak saja.