”Ada yang roasting-nya (penggarangan) tidak merata. Tapi, ada yang terlalu medium dark. Kalau mendapat kopi seperti itu, kami akan lakukan roasting ulang. Kadang kami blend (campur) dengan kopi lain sehingga bitter (rasa pahit kopi), acid (keasaman) fruity-nya sebanding,” kata Deni yang mengakui bahwa dia bukan ahli kopi, tetapi hanya penikmat berat.
Jadah, mendoan
Sebagai pengantar menikmati kopi, Melcosh menyediakan sejumlah pilihan menu ndeso.
Di antaranya adalah jadah, mendoan, pisang bakar, dan tempe garit. Jadah adalah penganan khas Kaliurang yang biasanya disajikan bersama tempe bacem.
Jadah bakar di kedai ini disajikan dalam beberapa pilihan, mulai dari ”original” alias polosan, hingga jadah bertaburan cokelat keju dan kacang tumbuk.
Jadah dihidangkan dalam bentuk pipih, setengah lingkaran, sehingga mudah dipotong dan digigit.
Kedai Melcosh, Jalan Kaliurang Km 23, Sleman, DI Yogyakarta, di lingkung kebun dengan udara segar.
Ada yang agak unik, yaitu Nasi Goreng Melcosh. Ini sebenarnya nasi goreng biasa, tetapi bentuknya kerucut seperti tumpeng.
Gunung kecil itu diletakkan di atas telur dadar agak kering yang memberi rasa gurih. Ia seperti lautan pasir di sekitar Merapi ”Ada lahar panas dan lahar dinginnya lho ha-ha...,” kata Deni.
Kaki gunung itu dikitari ”lahar panas” berupa mayones yang menyumbang rasa manis. Adapun ”lahar dingin” berupa potongan daging ayam dan bakso yang gurih. Dan awas, di dalam gunung itu ada ”magma” berupa cabai.
”Ya, karena kita di Merapi, bentuknya kami bikin seperti Gunung Merapi,” kata Deni.
Momen inspiratif
Kafe Melcosh dikelola sebagai bagian dari upaya menghidupi Sekolah Menengah Kejuruan Sanjaya yang membawahi 11 sekolah di Kabupaten Sleman.
Mulai buka pada Juli 2014, kedai dan perangkat pendukung dirancang dengan basis pendidikan. Misalnya, di lahan seluas 3,4 hektar itu nanti akan dibangun lahan perkemahan tempat orang bisa belajar tentang lingkungan hidup.
Selain itu, siswa-siswa SMK Sanjaya juga bisa berpraktik di kedai.