Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, LANGKAT - "Satu... dua... tiga... tarik," ujar seorang pemandu yang menuntun wisatawan dari seberang kolam untuk masuk ke kawasan tebing Air Terjun Namo Belanga di Desa Garunggung, Langkat.
Menuju ke dalam air terjun yang dihimpit tebing, wisatawan harus berenang melewati kolam sepanjang 4 meter dengan kedalaman air 2 meter.
Bagi yang tidak bisa berenang bisa menggunakan alat bantu tali yang dipasang di sepanjang pinggir tebing.
Air terjun Namo Belanga. (Tribun Medan/Silfa)
Untuk awal, wisatawan harus punya keberanian dan kepercanyaan pada pemandu yang akan memandunya untuk sampai melewati kolam yang dalam untuk sampai ke dalam tebing.
Dengan memegang tali, dan dipandu teriakan hitungan maju dari 1 hingga 3, wisatawan harus menyelam dan berjalan menuju tebing sendiri dengan bergelantungan serta menarik tali di dalam air.
Air Terjun Namo Belanga, dihimpit tebing yang tinggi, sekitar 10 meter dari tingkat air terjun yang paling rendah. Sementara lebar air terjun hanya sekitar 2 meter.
Sensasi menegangkan saat berada di himpitan tebing dan curah terjun yang deras.
Alasan itulah yang menjadikan objek wisata ini kini diburu para traveller dan pecinta alam.
Air terjun Namo Belanga. (Tribun Medan/Silfa)
Berada di tengah tebing yang sempit, tentu memberikan sensasi petualangan baru yang membuat jantung sedikit berdebar, tapi dalam arti yang memuaskan.
Apalagi cipratan air terjun di tiap tingkatannya membuat suasana di dalam tebing umpama merasakan hujan setiap saat.
Di sana, pemandangan pohon tua yang berlumut hingga tanaman yang tumbuh di sepanjang tebing, membuat pemandangan sekitar tampak hijau.
Selain sensasi tantangan, objek wisata ini juga terkenal dengan airnya yang jernih dan bewarna hijau, serta suasana dingin di dalamnya.
Air terjun tersebut masih sedang hangat-hangatnya karena baru ditemukan alias dibuka untuk umum pada 2013.