Contohnya saat Indonesia berhasil meraih kemerdekaannya lalu Bung Karno membacakan teks Proklamasi.
Antara berperan penting mengirimkan teks Proklamasi tersebut untuk kemudian disebar luaskan ke dunia internasional.
"Ada mesin fax yang berfungsi mengirimkan teks Proklamasi untuk diterima di luar negeri pada zaman itu," katanya menerangkan.
Penyampaian Proklamasi Kemerdekaan RI
Setelah menyerahnya Jepang kepada sekutu tetapi oleh pihak Jepang dirahasiakan bagi orang-orang Indonesia.
Monitoring radio dan lain-lain termasuk kegiatan kantor sempat terhenti.
Kira-kira pukul 12.00 waktu Tokyo sewaktu Mintardjo, Kepala Radio Domei sedang melihat sesuatu yang berlangsung di gedung Jawa Hooko Kai depan Kantor Domei disusul kehadiran Syarief Soelaiman.
Ia menunjukkan adanya morse-cast di Domei yang berisi berita Proklamasi.
Lazimnya tiap morse-cast, dari Domei disampaikan langsung kepada redaksi Sinar Baroe setelah dikoreksi seperlunya.
Tetapi waktu itu Sinar Baroe tengah tidak terbit maka agar berita ini segera dapat diketahui oleh khalayak lalu Mintardjo dan Syarief Soelaiman bersepakat untuk menyampaikan kepada penguasa tertinggi golongan Indonesia setempat.
Yaitu Mr. Wongsonegoro yang kala itu menjabat Fuku Shuchookan Wakil Residen Semarang.
Penyampaian itu disertai permohonan agar Proklamasi dibacakan di depan sidang pleno yang tengah berlangsung.
Hal tersebut terlaksana bahkan para hadirin kemudian lalu berdiri dan Wongsonegoro meneriakkan "Hidup Bung Karno", "Hidup Bung Hatta", "Hidup Indonesia".