Tak disangka, rasanya begitu spektakuler. Saya langsung jatuh cinta pada sendokan pertama. Kupatnya padat namun lembut saat dikunyah.
Bumbunya fantastis! Bumbu kacang setengah cair ini terasa mengalir di seluruh dinding lidah. Manis namun sangat lembut dan tidak bikin eneg.
Terdengar lebay? Ya mungkin karena saya memang dalam posisi sangat lapar saat itu.
Tetapi ini asli enak! Gorengannya terasa spesial luar dalam.
Saya sampai tambah gorengan 2 kali. Gorengan bakwan yang baru saja matang dari penggorengan tersebut renyah di luar dan sedap di dalam. Apalagi jika dinikmati bersama krupuk.
Usai menikmati sepiring penuh kenikmatan ini, teman minumannya adalah es campur khas Tahu Pojok.
Sejujurnya saya membayangkan es campur dengan gundukan es yang bersusu dan bersirup.
Tetapi ternyata es campur cair dalam gelas ini justru malah menuntaskan kelegaan saya.
Tidak terlalu manis dan tidak terlalu banyak buah, sehingga diminumnya segar sekali.
Makanan di sini juga murah. Saya makan seporsi kupat tahu, segelas es campur, 1 botol air mineral, 2 gorengan, dan 2 bungkus krupuk, hanya bayar Rp 23.000 saja.
Rasanya sekembalinya saya ke Jakarta, makan di Jakarta begitu mahal. (Wisataseru.com)