Laporan Wartawan Tribun Jogja, Santo Ari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Usaha kuliner semakin menggeliat di Yogyakarta, tak terkecuali angkringan yang tak terpisahkan dan indentik dengan Yogyakarta.
Hampir di setiap sudut Yogyakarta kita dapat menemukan gerobak angkringan. Bahkan saat ini angkringan banyak yang dikemas menjadi kafe untuk memikat para pelanggan.
Salah satu angkringan yang terbilang sukses dan tetap menjaga keasliannya adalah angkringan Kang Harjo.
Berdiri pada november 2006, lambat laun masyarakat dan wisatawan menamai angkringan yang terletak di Wijilan ini sebagai Angkringan Wijilan.
Berbeda dengan angkringan yang sering kita jumpai di pinggir jalan, yakni gerobak dengan bangku yang memutarinya, Angkringan Wijilan lebih luas dengan meja dan kursi yang tertata rapi.
Angkringan Kang Harjo di Jogja.
Untuk pengunjung yang ingin lesehan disediakan area yang juga luas di lantai dua.
Pemilik angkringan yang kerap disapa Kang Harjo, mengutarakan angkringan memiliki daya tarik tersendiri.
Tak ada batasan saat orang memilih angkringan untuk bersantap ria atau hanya sekedar menghabiskan waktu. Di sini terjadi pembauran dari pekerja hingga pengusaha.
Obrolan yang terjadi di angkringanpun akan semakin hangat dengan ditemani teh poci, kopi, hingga es tape yang jarang ditemukan di warung atau kafe-kafe.
Geliat aktivitas memasak dan pengunjung yang berdatangan terlihat saat sore hingga malam hari.
Tak perlu mengadakan event agar pengunjung dapat setia dan selalu berdatangan.
Setia pada esensi angkringan dan 'gethok tular' atau dari omongan orang ke orang, selalu ada pengunjung yang tiap hari berdatangan baik dari masyarakat Yogyakarta sendiri, wisatawan domestik hingga mancanegara.
Kang Harjo tetap mempertahankan gerobak angkringan sebagai identitasnya dengan lampu yang temaram tapi tidak mengurangi keasyikan mengobrol.