Jarak dari hotel ke masjid maksimal 1 kilometer. Jarak mutlak perlu agar jamaah sebisa mungkin berada dalam keadaan bugar saat beribadah.
"Harga memang lebih mahal ya, tapi lebih nyaman dan penting. Kalau mau murah memang bisa pilih penginapan yang jaraknya jauh. Tapi inilah yang sering membuat jamaah pingsan karena lelah atau kepanasan di jalan," terang Rukman.
- Keempat, "pastikan program layanannya". Pemandu dan pendamping spiritual yang profesional bisa jadi pilihan baik.
Menurut Rukman, seringkali jamaah hilang karena dilepas begitu saja saat sedang tur keliling kota. Biasanya jamaah tersesat dan tak bisa bahasa lokal.
Untuk menghindari ini, Rukman menyarankan menggunakan agen wisata yang selalu mendampingi peserta.
Ia juga menyarankan peserta untuk menyimpan nomor penting di kota tujuan dan nomor pemandu wisata agar mudah berkomunikasi saat tersesat.
- Kelima, "pastikan visanya". Masalah visa sebenarnya salah satu masalah terbanyak yang sering terjadi. Selain visa palsu, ada banyak juga kasus "umrah sandal jepit", yakni jamaah yang menggunakan visa umrah lalu hilang karena menjadi tenaga kerja ilegal.
Normalnya, visa umrah harus sudah tertempel di paspor empat hari sebelum keberangkatan.
Beberapa agen travel juga menggunakan konsep 'moving visa'. Calon jamaah akan mendapat nomor visa yang akan ditukar dengan visa umrah di tempat tujuan.
Selain kelima "pasti" tersebut, Marketing & Communication Alia Wisata, Dwitya Aryani menambahkan, pastikan menjaga kondisi tubuh sebelum berangkat. Pelajari iklim di sana, persiapkan diri.
Salah satu masalah yang sering muncul ialah penularan penyakit.
Manasik haji untuk anak-anak (model: Amira Prabandari)
Dengan jumlah orang yang sangat banyak berjalan beriringan, penyakit seperti batuk hingga penyakit berat sering mudah menular.
Karena itu calon jamaah sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tak jadi salah satu dari 'penular penyakit'.
Kebugaran juga perlu untuk meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. (Jonathan Adrian)