Restoran cepat saji Hoka-hoka Bento sudah buka, dan ternyata memang sangat mengagumkan.
Sebuah warung kecil dan bukan restoran, karena hanya melayani dan menjual o-bento atau nasi kotak untuk dibawa pulang (take away).
Yang melayani pun bukan perempuan-perempuan muda cantik dengan sapaan khas ”Irrashai Masai !” dengan tersenyum manis sambil membukakan pintu, tapi malah dua orang nenek-nenek yang yang melayani dari balik etalase dan bertanya “Mau pesan apa?” dengan pelan.
Terlihat ada beberapa pembeli berdiri di depan warung tersebut sambil menunggu pesanan mereka datang.
Menu yang tersedia memang seperti umumnya o-bento di Jepang yang banyak juga ditemukan di supermarket ataupun kantin kampus, menu yang sebagian besar tidak dapat kami makan.
Gerai Hoka Hoka Bento di Jakarta.
Harga makanan juga relatif sama dengan harga o-bento di tempat lain, sekitar 400 Yen sampai 1000 Yen satu kotaknya tergantung pilihan menu.
Mau makan di tempat? Wah sepertinya tidak bisa, karena kita tak bisa masuk dan memang tak ada tempat duduk, kecuali satu kursi panjang di pinggir jalan yang bisa digunakan untuk duduk saat menunggu pesanan.
Itupun kami tidak tahu apakah milik pemilik Hoka-hoka Bento atau malah fasilitas umum di kota tersebut karena persis di pinggir jalan masuk ke stasiun.
Jadi, Hoka-hoka Bento memang ada di Jepang, tapi berbeda dari yang terkenal di Indonesia.
Mungkin juga informasi yang kami peroleh ini perlu diklarifikasi, siapa tahu memang ada Hoka-hoka yang lain yang lebih besar, hoka-hoka yang tidak hanya menyediakan o-bento.
Mungkin yang kami temukan ini hanya sebuah kebetulan dari persamaan nama karena belum semua titik di Jepang kami ketahui, atau malah jika itu benar, berarti kehebatan pembawa hoka-hoka ke Indonesia-lah yang luar biasa.
Mempopulerkan nama yang bukan apa-apa menjadi luar biasa di negara lain, Indonesia.
Tapi arti bento dalam bahasa Jepang memang tetap nasi bekal, dan bukan bento lagunya Iwan Fals.
Berikut ini beberapa penampakan hoka-hoka bento versi negara aslinya, yang mungkin belum banyak diketahui orang.
Jadi memang jangan pernah kagetan dan gumunan, terutama ketika ada embel-embel dari luar negeri. (Sunardi Albanyumasi/ Kompasiana.com)