Hingga kini keramik-keramik tersebut terus dikembangkan dengan sentuhan seni yang kemudian kerap dijadikan suvenir dan pajangan dekorasi.
Tanteri Ceramic pun melakukan ekspor pertama kali pada sekitar 1991.
Keramik Seni dan Fungsi
Ada dua jenis keramik yang diproses Tanteri Ceramic, yakni keramik seni dan keramik fungsi.
Untuk proses yang dilalui pun hampir serupa.
Mulai dari pengolahan tanah, pembentukan keramik dengan alat putar, pengukiran atau dekorasi, pelapisan hingga proses pembakaran.
Hanya saja perbedaan pada bentuk atau sentuhan dekorasi yang lebih artistik untuk kategori keramik seni.
Sementara keramik fungsi lebih ke arah produk untuk kebutuhan sehari-hari, seperti piring, gelas, vas, dan lainnya.
Sementara untuk keramik seni tampil di area museum, berupa guci, pajangan meja dan yang lainnya.
Butuh waktu sekitar lima hari, dari awal proses pembuatan hingga selesai dibakar dan kemudian keramik-keramik ini siap dipasarkan.
Proses yang tidak singkat, yang menyebabkan waktu yang diperlukan pun lebih banyak.
Untuk proses pembakaran harus dilalui sebanyak dua kali.
“Yang pertama kali butuh waktu lima jam dengan suhu 500-800 derajat. Kemudian dilapisi atau coating, baru kemudian dibakar lagi dengan waktu lebih lama yakni 10 jam dengan suhu 1200 -1500 derajat,” ujar I Wayan Sudayasa, pengelola Tanteris Museum.
Cikal Bakal Tanteris Museum