News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Objek Wisata Mandeh Sumatera Barat Layak Jadi Wisata Keluarga kata Presiden Joko Widodo

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Objek Wisata Mandeh Sumatera Barat

Jokowi pun menatap lama MenPU-Pera, Basuki Hadimuljono sambil mengumbar senyum. Basuki yang lahir di Solo dan lulusan Teknik Geologi UGM, S-2, S-3 di Colorado State University, Amerika itu pun berdiri dan mengucapkan salam kepada masyarakat sambil tersipu malu.

“Kalau nggak jadi 2 tahun? Awas!” sebut Jokowi yang sontak, tawanya kian kencang dan menghibur saja.   

Presiden juga memberi satu PR (pekerjaan rumah, red) buat MenPU-Pera soal Bukit Tinggi. Karena kota yang berada di atas bukit dengan ikon jam gadang itu menurut pengamatan Jokowi sudah mulai banyak rumah-rumah yang menghilangkan bagonjong. Ujung lancip meliuk ke atas, seperti tanduk kerbau itu.

“Tolong, Pak MenPU-Pera, karakter rumah di Bukit Tinggi dengan bagojang-nya itu dijaga, dibuat lagi, jangan sampai hilang. Jangan sampai rumah gadang juga tidak ada? Untuk apa wisatawan datang kalau tidak ada karakter seperti itu? Apa yang mau dilihat? Mereka itu datang untuk melihat arsitektur tradisional khas Minang Kabau, yang unik, dan keramahtamahan masyarakatnya,” tegasnya. 

Di akhir pidato, Jokowi kembali mengingatkan Menteri Pariwisata Arief Yahya, agar memperkuat promosi, promosi, dan promosi.

“Promosinya diperkuat lagi Pak Menpar! Jadikan satu paket destinasi, agar orang berbondong-bondong datang ke sini,” sebutnya. 

Dalam sambutannya, Menpar Arief Yahya memaparkan pengembangan kawasan pariwisata bahari terpadu Mandeh, merupakan percontohan, membangun ekonomi dari pintu pariwisata, yang diharapkan bisa menginspirasi daerah lain di Indonesia.

Kawasan Mandeh ini kurang lebih 18.000 Ha, potensi terumbu karang 70,32 hektare, mangrove 313,32 hektare, dan keragaman hayati 404,55 hektar. Jarak dari Padang 56 km, waktu tempuh masih 2-3 jam.

“Tetapi kalau jalan lingkar sudah selesai, 2 tahun lagi, cukup 45 menit dari Padang,” kata Arief Yahya. 

Soal keindahan, kata Arief, Mandeh Pesisir Selatan ini dijuluki “The Paradise of the South” surga dari selatan. Positioning-nya, potensi alamnya, mirip Raja Ampat, Papua. Plusnya, di sini bisa bermain paralayang, dan cocok untuk wisata keluarga.

“Karena itu, Mandeh kami sebut sebagai Raja Ampat-nya Sumatera,” jelas Arief Yahya yang membuat bangga warga di sana. 

Pengembangan pariwisata itu, menurut Arief, menggunakan teori 3A+1C. Atraksi, Aksesilibitas, Ameniti dan khusus di Mandeh, ada yang dinamai “Community Base”. Atraksi jelas, menjadi Raja Ampatnya Indonesia Barat. Akses dua tahun lagi kelar.

“Kalau ke Raja Ampat dari Jakarta butuh Rp 6 juta, kalau ke Mandeh cukup Rp 600 ribu. Jadi kalau mau berkali-kali ke Raja Ampat, sedangkan duit pas-pasan, silakan ke sini saja, Mandeh,” kata lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris dan Program Doktor di Unpad Bandung itu. 

Aminiti, lanjut dia, secara otomatis akan mengikuti permintaan pasar. Hotel, restoran, resort, pasar souvenir, dan semua fasilitas yang mendukung objek wisata itu otomatis akan mengikuti.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini