News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Travel Story

Berpetualang ke Dalam Gua Bubau, Menyusuri Kehidupan Bawah Tanah di Bagian Selatan Sulawesi

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gua Bubau sekiranya memiliki diameter sekitar delapan meter dengan tinggi lima meter. Ornamen pilar yang terjadi oleh bertemunya stalagmit dan stalaktit menghadirkan kemegahan dalam kegelapan.

TRIBUNNEWS.COM - Berlibur tanpa didukung aktivitas petualang rasanya tidak cukup memuaskan hati.

Terlebih lagi bagi Anda para petualang sejati yang menaruh rasa kagum kepada tanah air Indonesia.

Kekayaan alam yang sangat sayang bila hanya dinikmati lewat foto membuat rasa penasaran membuncah untuk terjun langsung di dalamnya.

Dalam perjalanan ini, kami akan mengajak Anda menuju suatu wilayah di Indonesia dengan topografi yang unik.

Terbentuk dengan kondisi geologi yang didominasi oleh karst, tebing curam, dan dinding tegak vertikal membuat wilayah ini menyimpan 1001 rahasia kehidupan bawah tanah yang wajib untuk diungkap.

Mari menjelajah Lo’ko (Gua) Bubau yang terletak di Kabupaten Enrekang, berjarak kurang lebih 230 kilometer dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Perjalanan panjang dari Makassar menuju Enrekang kurang lebih menghabiskan delapan jam.

Tak perlu khawatir dirundung rasa bosan, karena usai melewati gapura Kabupaten Enrekang, Anda akan disuguhi kemegahan hamparan karst yang mengunci pandangan mata.

Momen yang tidak boleh Anda lewatkan adalah menikmati perjalanan dari Panorama menuju Kecamatan Baraka.

Kunci pandangan Anda ke arah kanan agar tak melewatkan rayuan dari Nona yang memiliki lekuk lembah gunung yang menurut warga visualnya menyerupai alat genital perempuan.

Satu hal lagi yang menjadi bonus bila melakukan perjalanan di kala kemarau adalah lembah dan bukit-bukit yang diselimuti warna cokelat keemasan, meski gersang kawasan ini tetap menarik untuk diamati.

Sesampainya di Baraka kami harus berganti mobil untuk menuju Lo’ko Bubau.

Amar, seorang driver hardtop yang siap mengantar kami mengatakan bahwa jalan yang harus ditempuh bukanlah aspal pada umumnya.

“Nanti kita jumpa batu-batu sebesar ini,” ujarnya sembari menunjuk ban mobil kami yang siap melaju.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini