"Memang, porsinya kadang lebih sedikit dari yang disuguhkan di warung asal. Tapi, rasanya sama enaknya karena yang masak sama," ujar Anindita Pratiwi, pengunjung Galabo.
Anda yang belum menentukan pilihan pun bisa menyusuri jalan sepanjang sekitar 250 meter itu untuk mendapatkan referensi.
Di setiap shelter yang berada di sisi utara atau kiri jalan, tertulis menu masakan yang bisa Anda pilih.
Jika cocok, Anda bisa langsung memesan dan memilih tempat duduk. Pedagang atau pegawai mereka yang akan mengantar ke tempat Anda.
Pengunjung Galabo. (Tribun Jateng/Suharno)
Di tengah jalan, tersedia kursi dan meja untuk menikmati makanan.
Tapi, Anda juga bisa duduk lesehan di sisi selatan jalan atau di pinggir rel kereta api.
Biasanya, pedagang menyediakan tikar yang bisa Anda pinjam.
Setiap akhir pekan, suasana Galabo sedikit berbeda. Pengelola menyiapkan hiburan live music.
"Kalau ke Solo, saya dan keluarga sering menikmati malam di sini (Galabo) sembari menyantap kuliner khas Solo," ujar warga Kolaka, Sulawesi Tenggara, Nining Agnes saat bersantai di sudut Galabo bersama keluarga. (*)