Sayur ini, makin lama direndam rasanya makin nikmat.
Aroma khasnya makin keluar.
"Direndam sehari, dua hari rasanya enak. Tiga hari, empat hari, makin nikmat. Makin lama lagi tambah nyaman," katanya.
Cara memakan sayur ini dengan cara dilalap.
Akan makin nikmat jika disantap dengan nasi dan sambal acan khas Banjar.
"Bisa juga dicocol ke cacapan asam atau sayurnya diperahi jeruk purut atau limau kuit. Aroma nikmatnya makin mantap. Makannya pakai nasi panas-panas," katanya.
Seorang pembelinya, Risa, mengaku penasaran dengan rasa sayur ini.
Walau dia orang asli Banjar, namun tak pernah sekalipun mencicipi sayur ini karena sudah sangat langka.
"Ibu saya suka sekali sayur ini. Saya sering mendengarnya dari kisah ibu saya saja karena di zaman dia masih muda dulu sayur ini belum langka. Katanya nyaman dan membuat saya penasaran. Rasanya ternyata pahit dan aromanya khas banget," akunya.
Penasaran dengan sayur ini? Coba saja sesekali Anda berkunjung ke pasar terapung dekat Menara Pandang ini.
Akses ke sana mudah saja.
Bisa naik ojek, kalau angkutan umum sangat jarang melintas di daerah ini.
Bisa juga ke Pasar Terapung Lokbaintan di Desa Lokbaintan Luar, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Dari Banjarmasin, banyak pengemudi kelotok yang menyediakan jasanya jika ingin ke sana dengan tarif ratusan ribu rupiah.
Maklum saja, diperlukan waktu berjam-jam melalui jalur sungai jika dari Banjarmasin. (Yayu Fathilal)