Mengambil jalur berbeda dari jalan naik, Anda bisa menuruni bukit menuju sebuah rumah berdinding bambu.
Di rumah yang hanya memiliki satu ruang ini tersimpan kerangka ikan hiu.
"Saat ditemukan, ikan itu sudah mati karena usianya yang memang sudah tua.
Karena ikan jantan itu disemukan sendiri, warga menyebutnya sebagai ikan Joko Tuwo karena sendirian dan sudah tua," ujar Jaya Utama, warga yang tinggal di kaki Bukit Joko Tuwo.
Sayang, di bukit ini tak ada penjaga. Anda pun tak bisa menanyakan lebih detail keberadaan tasbih raksasa dan kerangka ikan hiu tersebut.
Saat menuruni Bukit Joko Tuwo, Anda bisa mampir ke sisi lain bukit.
Tempat yang disebut Flower Hill ini ditanami beragam bunga.
Terdapat gazebo tempat pengunjung menikmati keindahan bunga dan hamaparan laut lepas Karimunjawa dari ketinggian.
Dari Bukit Joko Tuwo, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Bukit Love yang berada di belakang SD Karimunjawa 3.
Seperti namanya, di bukit ini dibangun menggunakan adonan semen tulisan LOVE untuk menarik wisatawan.
Tak jauh dari tulisan LOVE, terdapat pula tulisan KARIMUNJAWA dan gentong kecil.
Keduanya seringkali menjadi objek foto pelancong di Karimunjawa.
Bukit LOVE ini cukup mudah dijangkau menggunakan kendaraan, baik motor maupun mobil lantaran telah dibuat jalan dari cor semen.
Mengunjungi kedua bukit ini, wisatawan tak perlu membayar alias gratis.
Hanya, pastikan kendaraan yang digunakan cukup fit untuk dikendarai naik bukit.
Anda bisa menyewa motor dari penduduk Karimunjawa seharga Rp 50 ribu - Rp 75 ribu per hari. (*)