Danau Tao bahkan tidak tersentuh fasilitas dan pengembangan dari pemerintah setempat. Tidak ada pondok tempat bersantai, kapal keliling danau atau warung yang menawarkan makanan dan minuman.
Wisatawan benar-benar disodorin menyatu bersama alam dengan mandiri membawa bekal dan berlindung di bawah pohon.
Jika ingin menyusuri danau, harus nekat menggunakan getek dari rakitan bambu yang untuk berjalan harus dikayuh juga dengan kayuh bambu.
Tapi, pemandangan sekitar danau, saat anda mengayuh getek, anda akan melihat beningnya air danau yang bewarna kehijauan dan indahnya padang rumput yang juga asri dan hijau di tanah yang sanagt sangat luas.
Rasanya tepat sekali penamaan kabupatennya Padang Lawas, karena kawasan ini cukup menawarkan pemandangan padang rumput nan lawas dan langka.
Royhand Hasibuan, ownerExplore Tabagsel, menuturkan akses menjadi kendala objek wisata ini sepu dari wisatawan. Padahal, kekayaan alamnya cukup mempesona tapi akses ke sana jalannya cukup bebatuan.
"Danau tersebut memiliki banyak jenis ikan yang cukup langka di danau kain yaitu ikan lonjing, danau seluas 2 hektare tersebut juga kerap dijadikan objek memancing untuk penduduk sekitar dna wisatawan," katanya.
Sementara itu Ifana, penduduk sekitar menuturkan makna Tao dalam bahasa Tapanuli adalah Danau. Tapi wisatawan yang datang kerap menyebutkan Danau Tao sehingga pengulangan danau diulang.
"Wisatawan yang datang biasanya menginap di kota Padang Lawas Utara atau Padang sidimpuan, karena di sini tidak ada penginapan," katanya.