Bukan tiba-tiba ide membuat biola dari bambu itu muncul di pikiran Ngatmin.
Awalnya, dia diminta membantu saudara di Bogor yang membuka tempat kursus belajar biola.
Saat itu, tahun 1999. Meski hanya lulusan SD, Ngatmin begitu pandai memainkan alat musik gesek itu dari belajar secara otodidak.
Setelah beberapa saat, Ngatmin menangkap peluang bisnis.
Dia melihat begitu banyak biola yang dibutuhkan murid-murid.
Dia pun tertarik menyediakan. Bukan membeli dari toko melainkan membuat secara langsung.
Apalagi, dia punya bakat membuat kerajinan setelah sebelumnya, selama bertahun-tahun bekerja sebagai perajin ukir kayu di Jepara.
Pria kelahiran 30 Oktober 1977 ini pun mulai bereksperimen.
Dia menggunakan biola yang sudah ada sebagai bahan praktik lewat cara membongkar dan berusaha memasang lagi bagian-bagiannya.
Dia juga belajar dari tayangan video yang disediakan situs multimedia YouTube.
Butuh berkali-kali percobaan hingga akhirnya biola kayu buatannya tercipta.
Namun, hasil ini tak membuatnya puas.
Terbersit keinginannya membuat alat musik dari bambu, seperti suling dan angklung.
"Kemudian, saya berpikir, kenapa tidak membuat biola juga dari bambu. Dari situ, saya mulai membuat dari biola yang sudah saya bongkar," ucapnya.