Memang, tidak semua bagian biola dibuat dari bambu.
Ada kombinasi bahan kayu yang digunakan di bagian leher atau empat jari.
Sementara, di bagian ujung, untuk mempercantik tampilan, dia membuat ukiran berbagai bentuk.
Ada replika kepala manusia juga kepala naga.
Hasil karyanya ini diberi nama Stardivarious Indonesia.
"Syarat membuat biola bambu itu ada tiga.
Yakni, pembuat harus tahu dasar pertukangan kayu, pandai mengukir, dan tentu saja mengerti musik," kata Ngatmin.
Tak ingin terus jauh dari keluarga, Ngatmin memutuskan pulang kampung ke Kudus.
Bapak satu anak ini bertekad membuka usaha dan memroduksi biola bambu meski di tanah kelahirannya itu, biola bukan alat musik yang populer.
Bahkan, meski tempat tinggalnya jauh dari perkotaan, tepatnya di dekat Gunung Muria.
Agar produknya dikenal dan mendapat pasar, Ngatmin aktif mengikuti pameran produk UMKM.
Memang, hasil karyanya tak habis diborong.
Namun, ada saja yang melirik buah kreativitasnya itu di setiap pameran yang diikuti.
Ngatmin mematok harga bervariasi untuk setiap produk yang dihasilkan.