Di akhir pekan, warung sop buntut Ma’emun akan rampai oleh orang Jakarta yang berpelesir ke Bogor.
Warung buka setiap hari, kecuali saat Idul Fitri, Idul Adha, dan ada acara keluarga.
Terbatasnya pasokan bahan baku, yakni buntut, membuat keempat warung hanya menyajikan sop sesuai ketersediaan buntut.
Sekali-sekali pernah terjadi, ketiadaan pasokan buntut membuat warung terpaksa libur.
”Kami pakai buntut segar yang dibeli langsung dari pejagalan. Kalau pakai buntut yang dibekukan, nanti hasilnya benyek,” kata Nuni.
Favorit di kalangan istana
Sop buntut Ma’emun rupanya menjadi favorit kalangan Istana Bogor, setidaknya seperti diceritakan Ira dan Nuni.
Menurut Ira, warungnya pernah kedatangan orang yang memesan sop buntut untuk disuguhkan kepada presiden.
Saat itu, masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
”Kalau Pak SBY sih memang belum pernah datang langsung. Namun, orang istana yang datang menginformasikan kalau sop buntut itu untuk Pak SBY. Biasanya yang dipesan sop buntut dan emping,” kata Ira.
Pesanan sop buntut juga datang ke warung yang dikelola Nunung dan Nuni.
Beberapa kali, pesanan itu diiringi dengan warungnya yang kemudian ramai dijaga oleh petugas berseragam.
”Pernah pesan 100-150 porsi. Kalau pas ke sini, jalanan di depan ramai dijaga petugas dan PM (polisi militer),” kata Nunung. (SRI REJEKI)