Lalu ada nelayan yang berada didekat mereka memancing bertanya umpan yang digunakan.
"Dijawab abang saya umpannya belacan (terasi--red), lalu besoknya kami turun mancing lagi di tempat tersebut dan pas buka ransum untuk makan ternyata isinya belacan. Mungkin ada hubungannya dengan ucapan umpan belacan," kenang Herman.
Lebihlanjut ia mengatakan banyak lagi kearifan lokal di Teluk Kelabat dari masyarakat pesisir yang mendiami kawasan teluk Kelabat seperti Bakik, Pusuk, hingga Belinyu.
"Mereka sebenarnya masih berkaitan keluarga. Ada banyak legenda di Teluk Kelabat ini, ada Akek kawat di Bukit Maras dan gua besar yang dihuni naga besar atau Puako di dalam Teluk Kelabat yang katanya tembus ke Bukit Maras," pungkasnya.
Sementara mantan anggota DPRD Bangka Hazil Ma'ruf mengakui adanya legenda mengenai naga penjaga teluk Kelabat yang hingga kini masih hidup di masyarakat.
"Dulu kami pernah mendengar cerita orang ketemu ular besar saat mancing di teluk Kelabat. Orang yang melihatnya pak Marudin pegawai PT Timah yang hobi mancing. Waktu ia melihatnya cuaca hujan lebat disertai angin," kenang Hazil Ma'ruf.
Mengenai cerita mistis yang ada di kawasan Teluk Kelabat, Hazil mengatakan dulunya ada warga yang mancing di kawasan Tanjung Putat dan berhasil mendapatkan ikan besar.
"Besoknya anaknya mandi di sana dan meninggal karena tenggelam. Banyak legenda yang hidup di Teluk Kelabat ini seperti misalnya legenda Antu laut," jelas Hazil.
Sayangnya ditengah kearifan lokal yang masih hidup hingga saat ini di kawasan Teluk Kelabat, kelestarian lingkungan dan objek wisata pantai yang dimiliki kawasan ini kini terancam masuknya penambangan timah di laut yang dilakukan Kapal Isap Produksi (KIP).
Meski ada aksi penolakan besar-besaran dari masyarakat, belum ada tanda-tanda akan dihentikannya penambangan tersebut.