TRIBUNNEWS.COM - Shinkansen, yang dikenal sebagai ikon jaringan kereta Jepang, menghadirkan kemewahan dan kenyamanan bagi penumpangnya.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah perubahan telah mengurangi fleksibilitas yang ditawarkan, seperti pemberlakuan aturan untuk membawa bagasi besar dan penghapusan penjualan makanan/minuman di dalam kereta.
Baca juga: 5 Tempat Wisata di Tokyo, Jepang untuk Penggemar Pokemon
Baca juga: 5 Tempat Terbaik untuk Membeli Produk Kosmetik di Tokyo, Jepang
Kini, perubahan lain akan terjadi: pengurangan jumlah kursi tanpa reservasi yang lebih terjangkau.
Keputusan ini diambil oleh operator JR Central dan JR West, yang mengelola layanan kereta Nozomi, kelas tercepat pada jalur Shinkansen Tokaido dan Sanyo.
Baca juga: Panduan Lengkap Transportasi di Tokyo Jepang: Tips Hemat Berkeliling Kota
Rute ini menghubungkan Tokyo Station hingga Hakata Station di Fukuoka, dengan pemberhentian di kota-kota seperti Kyoto, Osaka, Kobe, dan Hiroshima.
Saat ini, kursi tanpa reservasi tersedia di gerbong 1 hingga 3 pada kereta Nozomi dengan 16 gerbong.
Namun, mulai musim semi 2025, gerbong 3 akan diubah menjadi gerbong dengan kursi reservasi.
Ini berarti jumlah kursi tanpa reservasi akan berkurang sebanyak 85 kursi, sementara jumlah gerbong kelas “Green Car” (kelas satu) akan meningkat menjadi tiga (gerbong 8, 9, dan 10).
Apa Dampaknya bagi Penumpang?
Harga tiket kursi reservasi dari Tokyo ke Shin-Osaka adalah 14.720 yen (sekitar Rp1,6 juta), sedangkan tiket tanpa reservasi lebih murah 850 yen.
Pengurangan ini jelas akan memengaruhi pelancong domestik Jepang yang mencari tiket termurah.
Meski demikian, wisatawan internasional mungkin tidak terlalu terpengaruh mengingat nilai tukar yen yang lemah saat ini.
Namun, daya tarik utama tiket tanpa reservasi bukan hanya harganya yang lebih murah, tetapi juga fleksibilitasnya.
Tiket ini memungkinkan penumpang untuk menaiki kereta kapan saja pada hari keberangkatan, membuat jadwal perjalanan lebih fleksibel.