TRIBUNNEWS.COM - Sebentar lagi Imlek. Segala hal pun mulai disiapkan, termasuk makanan khas Imlek.
Meski rumah sudah tertata rapih dan angpao sudah disiapkan, perayaan Imlek masih terasa kurang jika makanan khas Imlek tidak tersaji lengkap.
Siu mie, jiaozi, kue keranjang, yusheng, ikan bandeng, dan manisan segi delapan, harus lengkap tersedia.
Siu mie
Sebenarnya mi goreng biasa, hanya saja isiannya sangat lengkap. Biasa disajikan untuk santap malam menjelang tahun baru Imlek dengan ditemani arak sebagai minumannya, siu mie merupakan simbol panjang umur.
Konon bagi siapa yang menyantapnya, selain akan mendapat umur yang panjang, juga akan mendapat kebahagiaan serta limpahan rejeki. Sebelum makan siu mie, ucapkanlah doa dan harapan untuk tahun yang baru.
A photo posted by Cutefood (@cutefoodgram) on Apr 21, 2015 at 10:08pm PDT
Jiaozi
Adalah makanan dari daging yang dibungkus kulit pangsit dan dimasak dalam air. Umumnya sebelum pukul 12 malam tahun baru Imlek, setiap keluarga telah selesai membungkus semua pangsit, tinggal menunggu waktu memasak dan memakannya (jiaozi biasa dimasak dan dimakan antara pukul 11 malam hingga pukul 1 dini hari).
Kenapa harus malam? Karena waktu-waktu itu merupakan waktu pergantian dari tahun yang lama ke tahun yang baru. Makan jiaozi mengandung arti “melepas tahun lama dan menyongsong tahun baru”.
A photo posted by 吉田啓(Yoshida Akira) (@gogyoan) on Jan 31, 2016 at 6:27am PST
Kue keranjang
Kue keranjang memiliki nama asli Nian Gao atau Ni-Kwe. Nian berarti tahun dan Gao berarti kue. Tapi, Gao juga terdengar seperti kata tinggi.
Makanya, kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat. Tingginya tingkat kue keranjang menandakan kemakmuran si pemilik rumah.
Biasanya, kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini merupakan simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.
Yusheng