9. Penangkaran buaya
Di tengah dunia pariwisata yang terus berkembang, diperkirakan sekitar 110 juta wisatawan per tahun mengunjungi tempat-tempat wisata satwa liar.
Padahal menurut mereka, aktivitas di tempat wisata tersebut mengandung kekerasan dan tidak menyadari tentang penyalahgunaan hewan.
Atraksi hiburan yang mengkhawatirkan seperti beruang dan monyet yang terikat dan dibuat untuk menari masih ditemukan di seluruh dunia.
Bentuk-bentuk penyalahgunaan satwa liar seperti mengambil paksa anak hewan dari induknya, dipukuli selama pelatihan untuk dapat menampilkan atraksi, hingga melakukan trik atau berpose bersama wisatawan.
A photo posted by Snek's from spain (@serpentine_king) on Aug 29, 2015 at 9:32pm PDT
Selain itu, masalah kandang yang buruk untuk beruang, gajah dan harimau baik di kebun binatang maupun penangkaran.
Dilansir dari DaillyMail, Direktur Divisi Satwa Liar di World Animal Protection, Kate Nustedt mengatakan ribuan wisatawan mengunjungi obyek wisata satwa liar.
"Para wisatawan itu tidak menyadari penyiksaan hewan liar sebelum menampilkan atraksi tersebut untuk mereka," katanya.
Ia mengatakan aktivitas wisata seperti naik gajah, pentas hewan liar, pelukan dan berfoto bersama harimau dan singa harus dihentikan.
'Jika Anda bisa naik, memeluk atau melakukan selfie dengan binatang liar, maka Anda bisa yakin bahwa itu adalah perbuatan kejam. Jangan pergi ke tempat ini," tambahnya.
World Animal Protection mengatakan hingga kini tidak ada peraturan yang berlaku secara umum tentang penggunaan satwa liar dalam dunia pariwisata.
Tantangan terbesar yang dihadapi adalah mengubah industri pariwisata sehingga menjadi bagian dari solusi untuk mengakhiri kekejaman terhadap satwa liar.