Untuk mencapainya ada 6 bukit yang harus diputari atau jika nekat ingin menyingkat waktu bisa melewati 6 tanjakat bukit tersebut.
Tanahnya terjal dan memiliki tingkat kemerengan yang cukup ekstrim.
Apalagi jika anda mendaki di musim hujan, tanahnya bisa licik dan becek.
Tapi, sesampainya di Kolam Bidadari, rasa puas pasti menyelimuti, karena pemandangan bukit di bawah sana yang cukup memukau, tidak jauh berbeda dengan pemandangan puncak.
Baik pendatang atau pendaki pasti mengambil puas air tersebut untuk diminum dan dibawa pulang.
"Airnya jernih dan tawar. Walau kolamnya kecil tapi airnya tidak habis-habis, konon air ini merupakan sumber mata air pertama yang menghidupi desa di bawah Pusuk Buhit, tambah Adek Sagala, penduduk.
Ditanya pemberian nama, Sagala menuturkan banyak sebutan kolam tersebut. Ada yang menyebut Aek Bunga-bunga dan adapula yang bilang Aek Pusuk Buhit.
"Pokoknya, kalau bawa air dari atas berarti itu dari kolam tersebut karena cuman 1 kolam dna sumber air di atas bukit tersebut.
Untuk mencapainya dari Medan bisa naik bus melalui terminal Sampri dengan jurusan Pangururan di Jalan Simpang Pos, Medan, tepat di sebelah SPBU.
Ongkosnya hanya Rp 75 ribu dengan jauh perjalanan sekitar 6 jam dan naik atas bukit sekitar 4-6 jam pula.
Wisatawan tidak direkomendasikan naik pada malam hari karena jalan savana yang mirip bisa membuat anda tersasar.
Apalagi jika di musim hujan tanah becek dan sulit menemukan pohon untuk berteduk.