TRIBUNNEWS.COM - ”Cesss”.... Sepotong steik seketika berdesis saat diletakkan di piring bersuhu 260 derajat celsius.
Daging sapi kualitas tertinggi itu lalu menyatu dengan minyak mentega dan irisan daun peterseli.
A photo posted by Ruth's Chris Steak House (@ruthschrishi) on Feb 16, 2016 at 4:41pm PST
Desis yang mengantarkan aroma ini serta-merta memancing desahan. Ah...
Tak butuh lama sebelum suapan pertama meluncur memenuhi mulut.
Tekstur lembut tenderloin yang dipanggang setengah matang itu membuatnya mudah dilumat.
Sensasi daging yang empuk, hangat, dan bersari (juicy) pun langsung menggerayangi lidah.
Maka, menyusullah suapan kedua, ketiga, dan seterusnya.
Hidangan bernama steik filet itu adalah salah satu menu andalan di Ruth’s Chris Steak House. Restoran fine dining asal New Orleans, Amerika Serikat (AS), ini baru membuka cabang pertamanya di Indonesia.
Lokasinya di lantai dasar Somerset Grand Citra, Kuningan, Jakarta Selatan.
Seperti namanya, steik adalah sajian utama jaringan restoran yang tahun ini genap berusia setengah abad itu. Selain filet dengan berbagai variasinya, ada pula pilihan seperti rib-eye (iga), T-bone, new york strip, dan porterhouse.
Semua steik itu disajikan dalam porsi ”tebal” khas Amerika dengan berat berkisar 230 gram hingga 620 gram. Bahkan, khusus porterhouse yang dirancang untuk dimakan berdua berukuran super jumbo, 1.130 gram!
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Restoran Ruth’s Chris Steak House yang baru dibuka di Jakarta, Kamis (11/2/2016). Steik dan hidangan laut dengan citra rasa khas New Orleans merupakan menu andalan restoran tersebut.
Direktur Kuliner Ruth’s Chris Asia James Young mengatakan, steik yang mereka sajikan selalu menggunakan daging sapi kualitas teratas yang lazim disebut ”US Prime”.
Jenisnya terdiri dari Angus, Hereford, dan Shorthorn yang semuanya diimpor dari AS.