Bahkan, cucu dari pemilik kedai turun tangan langsung.
“Setiap hari saya selalu memantau, turun ke dapur, bantu melayani pelanggan. Karena, sejak nenek saya meninggal, keluarga saya yang mengelola Marannu,” tutur Samson (29), cucu dari Daeng Rannu, pendiri Rumah Makan Marannu.
Nenek Samson membuka rumah makan itu di Kelapa Gading pada 1984.
A photo posted by Rafika ramadhani92 (@rafika_ramadhani92) on Feb 11, 2016 at 1:26am PST
Marannu sudah beroperasi sekitar tahun 70-an di Makassar.
Begitu keluarga besar Daeng Rannu pindah ke Kelapa Gading, tahun 1984, kedai yang berada di Makassar ditutup.
Mereka pun fokus membesarkan usaha di kawasan Kelapa Gading.
Diimbuhi buras
Begitu sop konro tersaji, kita akan langsung mengenali kuahnya yang khas.
Kuah berwarna hitam seperti rawon ini menyimpan kekayaan rasa dari berbagai rempah.
Yang membedakan sop konro dengan rawon adalah isinya.
Rawon biasanya berisikan daging dan jeroan.
Sedang isi sop konro hanya daging iga sapi. Variasi sop konro yang kini populer adalah sop konro bakar.
Pada sop konro biasa, iga sapi tersaji di dalam kuah hitam sop konro.