News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekjen UNWTO: Arief Yahya Membawa Pariwisata Indonesia Melompat Jauh

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Arief Yahya di Booth Wonderful Indonesia di ICC Messe Berlin

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Sekjen United Nation World Tourism Organization (UN-WTO), Taleb Rifai empat puluh lima menit memuji-muji kepintaran Menpar Arief Yahya membawa pariwisata Indonesia melompat lebih jauh.

Profesor Architecture lulusan University of Cairo 1973, Illinois Institute of Technology (IIT) Chicago, PhD di bidang “Urban Design and Regional Planning” University of Pennsylvania, US itu berkali-kali menjadikan Indonesia sebagai contoh.

“Di CNN International, saya selalu jadikan pariwisata Indonesia sebagai contoh sukses,” ungkap Thalib Rifai.

Statemen Taleb Rifai itu disampaikan dalam pertemuan resmi dengan Arief Yahya di Booth Wonderful Indonesia di ICC Messe Berlin, tempat Internationale Tourismus Borse (ITB), 11 Maret 2016.

Di pameran pariwisata paling akbar di dunia itu, Taleb Rifai juga memuji Indonesia yang cepat, cerdas, dan cekatan menangani terorisme di Pos Polisi Thamrin, Jakarta, 13 Januari 2016 itu. Karena itu, Taleb juga memaafkan Arief Yahya yang terpaksa membatalkan kunjungan ke FITUR 2016 di Madrid, 18-22 Januari 2016.

Thalib memahami “suasana batin” Menpar Arief Yahya yang sedang berduka pada waktu itu. Meskipun, sudah berjanji sebelumnya untuk tampil dan speech di depan forum pelaku industry pariwisata dunia, kala itu.

“Tapi kami mengakui, cara menghandle musibah terorisme dari sisi pariwisata yang dilakukan Pak Menpar, sangat cerdas dan cepat. Ini contoh yang bagus, jika ada peristiwa serupa di seluruh dunia, jangan sembunyi, jangan melarikan diri, dan tidak ada penjelasan yang baik. Justru harus ada penjelasan yang masuk akal, komprehensif, dan baik,” sebut Taleb yang mengapresiasi Menpar Arief Yahya.

Taleb juga meminta kepada negara-negara lain, negara tetangga, agar tidak cepat-cepat mengeluarkan “travel advice” sebelum mendengar dan melihat dengan benar, situasi yang sesungguhnya terjadi.

“Karena negara yang sedang kena musibah itu bisa tertimpa dua kali sebagai korban. Ya korban bom dan efek security yang membuat turis lari? Juga peringatan dan larang bepergian dari pemerintah ke negara yang sedang jadi korban itu?” kata Taleb Rivai.

Turis pun semakin sulit untuk traveling di negara yang sedang didera isu teroris seperti itu. Jika travel advice dan lanjut sampai travel warning, itu ibarat bencana bagi negara destinasi wisata itu.

Karena dampaknya langsung pada insurance yang akan meng-cover segala sesuatu yang disebabkan oleh urusan traveling. Asuransi tidak akan bertanggung jawab, jika negara sudah mengeluarkan “surat sakti” seperti itu.

Dia punya sindiran halus yang khas, “jangan diisolasi” negara yang sedang terkena musibah akibat ulah teroris seperti itu. Karena itu akan membuat si teroris merasa menang dan di atas angin. Jangan beri ruang gerak buat teroris. “Apa yang dilakukan Indonesia, sangat hebat! Contoh yang bagus,” ujar Rifai Taib.

Arief pun menambahkan, setiap negara tetangga –tanpa menyebut nama negara—terjadi peristiwa yang luar biasa, Indonesia tidak terburu-buru mengeluarkan travel advise dan travel warning. Karena belum tentu peristiwanya sedahsyat yang dilihat, dibaca, dan dibayangkan melalui medsos maupun reportase media mainstream.

“Tetapi kenapa ya, tetangga kami membalas sebaliknya?” tanya Arief Yahya. Talib pun menjawab spontan: “Itulah dunia!”

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini