TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO - Kementerian Perhubungan telah menyelesaikan pembangunan gedung terminal baru Bandara Djalaludin Gorontalo.
Gedung terminal baru yang terdiri dari 2 (dua) lantai itu seluas 11.865 meter persegi, dan mampu menampung penumpang dan penjemput 2.500 orang. Sepuluh kali lebih besar dari kapasitas sebelumnya yang sudah sesak jika diduduki 250 orang.
Bandara Djalaludin Gorontalo merupakan Bandar Udara kelas 1 (satu) yang berada di Kabupaten Gorontalo, 18 km dari Ibu Kota Kabupaten Limboto, Provinsi Gorontalo.
”Daya tampung sudah ditingkatkan, tentu saja ini akan memberi peluang untuk menaikkan jumlah flight ke bandara itu. Pariwisata berpotensi untuk ditingkatkan lebih banyak. Kami gembira, karena ini akan sangat mendukung, sebelum banyak festival digelar di daerah kami,” ungkap Kepala Promosi dan Informasi Dinas Pariwisata Gorontalo, Fahmi Ihsan.
Seperti diketahui, empat festival akan digulirkan di Gorontalo tahun 2016 ini. Festival-festival tersebut adalah Pesona Festival Otanaha dan Pesona Festival Danau Limboto, Pesona Festival Saronde dan Festival Pesona Boalemo.
Lebih detailnya, Pesona Festival Otanaha dilaksanakan 28-31 Mei, Festival Danau Limboto akan 16-26 November, Festival Pesona Boalemo 27-3 Desember, Pesona Festival Saronde akan 1-4 Desember.
”Ini yang dimaksud dengan infrastruktur akses, atau sarana dan prasarana yang mendukung. Terima kasih Kemenpar, terima kasih Kemenhub, terima kasih Garuda Indonesia dan semua maskapai yang akan menambah frequensi ke Gorontalo. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang bisa mewujudkan mimpi kami satu persatu. Percayalah, Gorontalo sangat indah dan kaya akan atraksi baik budaya maupun alam,” urainya.
Gedung terminal baru Bandara Gorontalo ini dibangun sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dengan total pembiayaan sebesar Rp 146 M. Dana itu berasal dari anggaran Kementerian Perhubungan. Gedung terminal baru Bandara Djalaludin Gorontalo merupakan bagian dari pengembangan fasilitas darat bandara.
Lantai dasar berfungsi sebagai tempat check in, drop off, baggage claim, serta area publik dan karyawan. Sementara untuk lantai dua, berfungsi sebagai ruang tunggu penumpang dan area publik & karyawan.
Selain pembangunan terminal baru, Bandara Djalaludin Gorontalo juga mengembangkan area parkir bandara yang semula hanya seluas 3.902 M2 untuk 150 mobil, sekarang menjadi 46.411 M2 dan mampu menampung 1.820 mobil. Sehingga total biaya untuk pengembangan sisi fasilitas darat Bandara Djalaludin Gorontalo sebesar Rp 187 milyar.
Pada sisi udara juga telah dilakukan pengembangan apron yang semula hanya berukuran 230 x 80 M dan hanya mampu menampung 2 unit pesawat sejenis 737-800 serta 1 unit sejenis ATR, menjadi 130 x 291 M dan mampu menampung 3 unit pesawat sejenis 737-800 serta 2 unit sejenis ATR.
Bandara Djalaludin Gorontalo mampu didarati Pesawat Boeing 737-900 ER dan maskapai yang sudah beroperasi diantaranya Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Batik Air, Wings Air dan Avia Star.
Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo resmi menjadi Bandara Kelas I tahun 2014. Ini merupakan satu-satunya sarana transportasi udara yang terletak di Provinsi Gorontalo. Seiring dengan peningkatan jumlah penumpang baik yang datang dan pergi di bandara ini, Kementerian Perhubungan melakukan perbaikan.
Ini sejalan dengan fokus kerja Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk terus meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana jasa transportasi serta meningkatkan kualitas pelayanan jasa transportasi.