Sementara itu, Menpar Arief Yahya menyambut baik realisasi perbaikan infratruktur bandara itu. Karena aksesibilitas dan konektivitas dari dan menuju Gorontalo akan semakin baik.
“Ini kesempatan bagus untuk menaikkan jumlah kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara. Saran saya, segera perbaiki semua destinasi pariwisata yang ada di daerah, lalu dipromosikan besar-besaran,” jelas Arief Yahya di Jakarta.
Dia menjelaskan, rumus destinasi pariwisata itu 3A (Akses, Atraksi dan Amenitas). Tetapi untuk menjadi destinasi kelas dunia, harus memenuhi standar 14 pilar yang dinilai oleh World Economic Forum (WEF).
“Saya ingin, Gorontalo juga mengelola destinasinya dengan standar global. Kalau semua unsur sudah ready, Kemenpar akan mempromosikan destinasi itu ke seluruh dunia melalui semua saluran komunikasi,” kata Arief Yahya.
PT Angkasa Pura II menegaskan keamanan di seluruh kawasan bandara dan keselamatan bagi penumpang pesawat merupakan prioritas utama. Koordinasi dengan TNI dan Polri makin intensif dan mengantisipasi setiap ancaman keamanan di bandara sebagai pintu gerbang internasional.
“Ada 13 bandara yang peningkatan keamanan ditingkatkan,” tutur Presidir Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi.
Mantan Dirut Ancol ini juga mengatakan sejak Desember 2015 status kemananan bandara telah ditingkatkan dari status hijau menjadi kuning, sesuai Instruksi Dirjen Perhubungan Udara Nomor 5 tahun 2015. Perubahan status tersebut dikeluarkan sebagai langkah antisipasi menyusul kondisi keamanan di berbagai negara di Eropa pasca aksi teros di kota Paris, Prancis.
“Bandara-bandara di bawah pengelolaan AP II sejak tahun 2015 telah meningkat status dari hijau menjadi kuning, yang berarti pengamanan lebih diperketat,” kata Budi Karya.
Karena itu frekuensi patroli pengamanan ditingkatkan, untuk menyisir area publik, area parkir, dan memeriksa kendaraan secara acak atau random. Khusus di Soekarno-Hatta, selain Aviation Security juga bersiaga terjadi penambahan personil Polri dan TNI.
Bandara adalah salah satu obyek vital nasional. Pihaknya juga mengoperasikan 1.500 CCTV untuk memantau 24 jam.
Sementara itu, salah satu langkah pengamanan yang sempat dikeluhkan penumpang yaitu penggunaan anjing pelacak, maka pihak Angkasa Pura II memastikan bahwa penggunaan anjing pelacak bukan untuk mengendus barang penumpang melainkan kendaraan pembawa barang atau mobil boks.