Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Sulaman arguci sudah sangat dikenal di Kalimantan Selatan.
Sulaman khas Banjar ini sudah berusia ratusan tahun dan hingga sekarang masih lestari.
Sulaman ini berbahan kain yang biasanya beludru dan manik-manik yang dirangkai dengan jalinan benang menjelma menjadi gambar-gambar atau tulisan yang indah dan penuh cita rasa seni.
Biasanya arguci dijadikan hiasan dinding, busana pengantin Banjar, dinding pelaminan, dinding ranjang pengantin Banjar hingga busana tradisional Banjar dan Dayak.
Sulaman arguci ini menjadi produk cinderamata andalan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Perajinnya pun banyak ditemui di kabupaten ini.
Mereka tersebar di beberapa desa seperti Kampung Melayu Tengah, Akar Bagantung, Mawar dan Tambak Hanyar.
Mayoritas perajinnya adalah para remaja putri dan ibu rumah tangga yang tak bekerja di luar rumah.
Sulaman arguci. (Banjarmasin Post/Yayu)
Di sela-sela kegiatan mereka mengasuh anak dan mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, mereka menyulam arguci ini.
Ada yang menerima pesanan ada juga yang membuatnya untuk diri sendiri lantas dijual ke toko-toko.
Seorang perajin dan penjualnya adalah Hajjah Imur yang sudah sejak remaja menjadi perajin arguci.
Perempuan setengah baya ini biasa menjual hasil sulaman argucinya di tokonya di Pasar Batuah lantai dua, Jalan Ahmad Yani, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.