News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Travel Tips

Tips Ibadah Haji Tanpa Jatuh Sakit, Tanpa Kebingungan di Tanah Suci

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jamaah umrah di Kuala Lumpur International Airport, Malaysia, Minggu (17/4/2016)

Usahakan berjalan berkelompok apabila berangkat dan pulang dari masjid di Makah maupun Madinah untuk menghindari tersesat terutama bagi usia lanjut.

Apabila melakukan tawaf dan sa’i usahakan bergandengan dengan muhrim kita agar terlindungi dari desakan.

Jangan terlalu ngoyo untuk tawaf di dekat kaba’ah atau berusaha memegang dinding kaba’ah di waktu musim haji karena takut terlepas dari rombongan. Apalagi berusaha mencium hajar azwad sewaktu musim haji bagi usia lanjut disarankan untuk tidak mencoba.

Selama di Madinah khusus untuk wanita jadwal masuk ke raudah Masjid Nabawi hanya waktu sholat dhuha dan selesai sholat isya.

Biasanya laskar wanita setempat mengatur jemaah berdasarkan barisan asal negara. Kita mengikuti papan nama Indonesia dan harus sabar menunggu giliran masuk raudah.

Jangan sampai terinjak orang lain karena ruang raudah sempit,usahakan sholat sunnah di karpet hijau kemudian mundur teratur di jalan keluar jangan melawan arus.

Mulai 10 hingga 13 Dzulhijah jamaah haji akan berada di Mina, kecuali mereka yang mengambil Nafar Awal (berangkat pada rombongan pertama yang meninggalkan Mina pada 12 Dzulhijah).

Selama beberapa hari itu, seluruh jamaah melakukan mabit (menginap) di sana seraya memperbanyak ibadah dan takarub kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Saat melempar jumrah ikutiah waktu yang telah ditentukan rombongan. Biasanya jemaah Indonesia melempar jumrah pada saat pagi setelah terbit fajar dan sore hari.

Bawa selalu air minum di botol karena jemaah haji ONH Biasa biasanya melempar jumrah harus berjalan kaki dulu sejauh sekitar tiga kilometer.

Sekarang tugu untuk melempar jumrah sudah berupa tembok panjang sehingga lebih mudah untuk melempar batunya. Kerikil batu sebelum berangkat dipastikan terbawa dan disiapkan di kantung kecil agar tidak tercecer.

Adapun tata cara jumrah seperti yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah; pertama, tertib dan berurutan. Jumrah dimulai dari Ula, Wustha, dan Aqabah. Hal ini harus dilakukan secara berurutan. Siapa yang melakukannya tanpa mengikuti aturan yang benar maka jumrahnya tidak sah.

Jumrah menggunakan batu kerikil yang diambil di Mina . Batu yang diperkenankan adalah kerikil sebesar ujung kelilngking.

Jumlah batu yang diperlukan bagi mereka yang Nafar Awal adalah 49 batu, sedangkan mereka yang Nafar Tsani memerlukan 70 batu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini