Apalagi pagi itu, di sepanjang jalan menuju Mangunan hanya terlihat kabut sangat tipis.
“Pokoknya kalau beruntung cuacanya bagus, kamu bisa melihat kabut awan. Tapi kalau tidak ya hanya pemandangan perbukitan saja hahahaha,” kata seorang rekan yang pernah ke sana memberikan pesan.
Para Pemburu
Pagi itu, sepanjang perjalanan banyak rombongan pasangan muda-mudi berbocengan motor melaju naik ke arah perbukitan Mangunan.
Ternyata, mereka juga sama-sama ingin berburu fenomena “negeri di atas awan” di Mangunan.
Saat tiba di pintu masuk Kebuh Buah Mangunan, jam menunjukkan pukul 05.30 WIB. Namun antrean panjang kendaraan sudah mengular.
“Dua belas ribu (rupiah) mas,” kata seorang petugas penarik retribusi sambil menyodorkan karcis kepada rombongan Tribun Joga yang berjumlah dua orang.
Untuk mencapai gardu pandang, ada dua alternatif.
Pertama, tetap menaiki kendaraan hingga ke area parkir di atas.
Kedua, berjalan kaki dengan memarkirkan kendaraan di dekat pintu masuk.
Bila memilih untuk berjalan kaki menikmati pemandangan, sebaiknya pastikan perut Anda sudah terisi.
Ini karena jarak tempuh lumayan jauh dan naik turun.
Kebanyakan wisatawan memilih cara termudah yakni tetap membawa kendaraan hingga area parkir paling akhir.
Area parkir paling ujung itu ternyata sudah di penuhi oleh ratusan kendaraan baik roda dua maupun roda empat pagi itu.