Dina bekerja di pabrik hingga membersihkan kotoran kucing pernah dia geluti untuk menghidupi dirinya dan anaknya.
"Hingga pada satu titik, saya sudah menyerah tapi ajaib saat itulah Tuhan lalu mulai membuka jalan. Ada seorang teman yang mau membantu memberikan saya modal membuka restoran sendiri. Setelah mengurus perizinan ke pemerintah Belanda, saya dapat izin usaha dan saya mulai berjualan," kata Dina.
Menu pertama yang Dina jual ada nasi kuning, ayam pedas, tahu tempe dan sayur buncis.
Lambat laun rumah makannya kian dikenal dan ramai dikunjungi.
Dari berjualan makanan Indonesia, Dina bisa menyekolahkan anaknya sampai lulus perguruan tinggi.
Dina juga menemukan pasangan yang mendukung usaha rumah makannya.
KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES - Dina Salle, pemilik Rumah Makan Anugerah di Rotterdam, Belanda.
"Dari usaha rumah makan ini juga saya bisa membangun sebuah rumah dan mulai merintis sebuah penginapan di Toraja. Rencananya setelah suami pensiun, saya akan kembali ke Indonesia dan menetap di sana, bagaimanapun hidup di negeri orang tidak lebih enak dari negeri sendiri," kata Dina.
Masakan buatan Dina mampu mengobati rasa rindu terhadap cita rasa masakan Indonesia.
Namun kisah Dina dan kerinduannya untuk kembali ke Indonesia menjadi bukti tanah air tidak bisa dilupakan. Persis seperti kata Pandji Pragiwaksono.
Kompas.com/Roderick Adrian Mozes