Setelah itu pantai dan pulau akan hilang tertutup air laut. Dan akan kembali muncul pada tahun depan.
Untuk memutik sumbun, umumnya masyarakat Kampung Laut menggunakan bilah bambu yang ujungnya diberi kapur, kemudian dimasukkan dalam lubang tempat sumbun bersembunyi.
Cirinya, ada bekas kotoran sumbun yang berwana kuning kehijauan.
Namun tak semua lubang menunjukkan tanda demikian.
Yang menarik dari memutik sumbun adalah, Anda harus jeli melihat mana lubang sumbun dan mana yang bukan.
Berjalan di atas pulau kecil berpasir hitam dan berlumpur yang dikelilingi laut.
Biasanya tak lama setelah lubang diberi kampur, sumbun akan keluar.
Anda bersiaplah menangkapnya dan memasukkannya dalam keranjang.
Jika sedang beruntung Anda akan mendapatkan banyak sumbun, bahkan dalam waktu kurang dari dua jam bisa dapat empat sampai lima kilo.
Tapi kalau lagi apes, dalam dua jam mungkin hanya beberapa saja atau bahkan tidak dapat sama sekali.
“Kalau lagi banyak, keliling ada (sumbun) semua. Kita kejar lagi dapat, kejar lagi dapat,” kata Simah, warga keturuan suku Duano.
Family Solenidae ini hanya ditemukan di beberapa negara, seperti China, Thailand, Australia dan Indonesia.
Di Indonesia, sumbun bisa Anda jumpai di perairan Kampung Laut dan Tanjung Solok, di Tanjab Timur, Jambi.
Kerang bambu ini bisa Anda olah jadi banyak sajian sesuai selera, bisa dibuat sup, tumis, saus padang, saus asam pedas, saus tiram, taucho, dan lainnya.
Rasanya dagingnya begitu kenyal dan gurih.
Bagaimana, tertarik untuk memutik sumbun di Jambi? tunggu festival Kampung Laut 2017 ya.