TRIBUNNEWS.COM, BUTON - Dari luar, Masjid Agung Keraton Buton tampak sederhana.
Masjid ini memiliki pondasi dan dinding batu, dengan bangunan berlantai dua terbuat dari kayu dan seng sebagai atapnya.
Arsitektur khas Melayu sangat terlihat di masjid ini.
Namun di balik kesederhanaanya, Masjid Agung Keraton Buton memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Masjid ini dibangun pada 1542 oleh Sultan Kaimuddin Khalifatul Khamis.
Menurut pemandu wisata di kawasan Keraton Buton, La Ode M. Adam Vatiq, bangunan ini awalnya bukanlah tempat peribadatan.
"Bangunan ini awalnya dibuat sebagai tempat pertemuan rahasia," kata La Ode.
Pergantian masa jabatan raja dan sultan akhirnya berbuah renovasi. Bangunan tersebut kemudian menjadi masjid hingga saat ini.
Hal yang menarik dari Masjid Agung Keraton Buton adalah mitos soal sebuah lubang. Konon, ada satu lubang di dalam masjid yang bisa mengeluarkan bunyi azan.
Konon pula, bunyi azan tersebut berasal langsung dari Mekkah.
"Di masjid itu ada yang dijaga. Dipercaya memiliki lubang dan terdengar azan dari Mekkah. Aturannya tak bisa sembarang orang lalu-lalang. Dibuka saat waktu beragama saja," tutur La Ode.
Saat berkunjung dalam rangka Festival Budaya Tua Buton 2016, Senin (22/8/2016), tim media ingin membuktikan mitos tersebut. Namun sayang, tak semudah itu.
"Tidak boleh, kalau gubernur minta dan imam masjid tak memberi izin juga tak bisa. Masjid itu terbuka untuk umum, tapi hanya pada waktu shalat. Jika tidak, masjidnya ditutup," kata La Ode.
Menurutnya, lubang suara itu adalah warisan luhur yang sangat dijaga oleh masyarakat Buton.