Tradisi makan Megibung itulah yang kini dilestarikan Kunyit Resto. Benar saja, ketika Tribunnews bersama rombongan hendak menyantap makan malam, kami diarahkan menuju salah satu ruang besar yang meja dan kursinya ditata memanjang.
Satu set meja kursi dibuat merapat dan saling berhadapan. Satu deretan terdapat 8 kursi dan empat meja berbaris berhadapan. Begitu pula barisan tempat duduk di sebelah yang disusun berjajar memanjang.
Tak semua tempat duduk di Resto Kunyit didesian memanjang. Di bagian Outdoor terutama di bawah payung-payung besar, kursi disusun satu meja dengan maksimal empat kursi.
Di semua tempat duduk terdapat Bantal nan empuk berlapis kulit halus yang memanjakan tamu.
Ukiran perunggu yang menggambarkan adat makan Megibung pada era Bali Aga
Kuliner di Kunyit Restaurant di The Anvaya Beach Resort
Di meja berlapis kaca, di tengahnya dibuat ditempatkan meja kecil sehingga menjadi berundak. Di meja kecil itu terdapat hiasan sekelopak bunga kuning khas Bali.
Tak lama menunggu, datanglah pelayan dengan membawa nampan menyajikan welcome drink. Di gelas keramik nan tebal, terdapat seperempat air berwarna hijau kental. "Ini namanya minuman Loloh Cemcem. Dibuat dari daun Loloh," ujar salah satu pelayan yang mengenakan seragam adat Bali.
Sebelum menu utama datang, terlebih dulu kami makan pembuka berupa soup ikan. Lantas beberapa pelayan datang membawa nasi putih dan merah yang diletakkan di mangkuk keramik berukuran sedang.
Meja bagian undakan atas pun lantas dikosongkan untuk menaruh nampan besar. Di atas nampan terdapat beberapa mengkuk dari daun.
Isinya sayur urap, ada lawar (makanan khas Bali), daging sapi goreng lembut, sate ayam, sate ayam lilit,sate sapi lilit, Udang besar yang ditusuk.
Menu khas di Kunyit Bali Restaurant di Anvaya Beach Resort, Kuta
Ada juga ayam kalas panggang. Termasuk juga daging bebek panggang. Tak ketinggalan pula sambal khas Bali yakni sambal Matah dan sambal Mbe (bawang-terasi).
Sebelum makanan disantap, Manajer Restoran Satrya Permana menyampaikan adab ataucara makan ala Megibung.
Yakni satu paket makanan untuk berempat atau berlima. Dari kelompok tersebut, usia yang paling tua yang harus didahulukan untuk mengambil makanan. Baru kemudian anggota yang usianya dibawahnya sampai yang paling muda.
"Aturannya, sate tidak boleh dimakan dulu. Sate dimakan terakhir setelah makanan habis,"jelas Satrya.
Untuk mengakhiri bersantap ala Megibung, harus berhenti bersama-sama. "Sebelum yang usianya paling tua menghentikan makan, maka yang lain tidak boleh berhenti. Begitu pula ketika yang tertua sudah berhenti, maka yang lain harus berhenti makannya," lanjut Satrya Permana.