News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Saung Angklung Udjo, Alternatif Destinasi Wisata Seni Menarik di Liburan Akhir Tahun

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MAIN ANGKLUNG - Wisatawan asing dan lokal bersama-sama memainkan alat musik tradisional Jawa Barat angklung pada acara 'Angklung Pride 6', di Saung Angklung Udjo, Jalan Padasuka, Kota Bandung, Rabu (16/11/2016). Pertunjukan ini digelar dalam rangka memperingati 6 tahun pengesahan angklung oleh UNESCO sejak 16 November 2010 sebagai daftar representatif budaya takbenda warisan manusia. Angklung Pride 6 diisi serangkaian kegiatan yang akan berlangsung 16-27 November 2016. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kota Bandung sejak lama menjadi kota tujuan wisata dan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran) di Indonesia.

Bandung menjadi tonggak penyelenggaraan kegiatan MICE di Tanah Air karena pernah menjadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 sekaligus menjadikannya kota pertama di Tanah Air yang sanggup menghelat kegiatan MICE berskala internasional.

Ada cerita menarik dalam perhelatan tersebut dimana angklung menjadi atraksi utama yang dimainkan oleh Presiden Soekarno dan para pemimpin negara-negara di Asia dan Afrika.

Kegiatan tersebut bukan saja berhasil memikat para pemimpin dunia yang hadir saat itu tetapi juga mempromosikan alat musik tradisional Indonesia ke dunia.

Kini setidaknya ada 42 negara di dunia yang mengenalkan permainan angklung, bahkan di Korea Selatan angklung telah dikenalkan sejak masih Sekolah Dasar.

Grup musik Saung Angklung Udjo membawakan salah satu lagu sebelum dimulai upacara puncak peringatan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-210 Tahun di Plaza Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jumat (25/9/2020). Peringatan HJKB ke-210 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dengan meniadakan kegiatan melibatkan pengerahan massa karena masih pandemi Covid-19 sesuai dengan tema yang diusung, yakni 'Dengan Inovasi dan Kolaborasi, Kota Bandung Bergerak Melawan Pandemi Covid-19'. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Saat itu Daeng Soetigna, guru dari Udjo Ngalagena (pendiri Saung Angklung Udjo) terjun langsung memperkenalkan angklung kepada seluruh delegasi negara peserta Konferensi Asia-Afrika. 

Daeng Soetigna memimpin para pemimpin dunia dengan menjadi dirigen permainan angklung.

Pada momen bersejarah itu, angklung menyatukan para pemimpin negara peserta dan menciptakan perdamaian melalui kerja sama yang kompak.

Momen tersebut kemudian dikenal sebagai pertunjukan angklung yang pertama kali mendunia dan menorehkan nama Daeng Soetigna yang tak terpisahkan dari Konferensi Asia-Afrika.

Baca juga: Daftar Tempat Wisata di Lembang dan Sekitarnya untuk Liburan Akhir Pekan

Mengutip siaran pers Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kata angklung berasal dari bahasa Sunda yaitu ‘angkleung-angkleungan’ yaitu gerakan pemain angklung, serta dari suara ‘klung’ yang dihasilkan instrument bambu ini.

Baca juga: Liburan ke Bandung, Cobain 5 Kuliner Legendaris Ini

Angklung sebenarnya merupakan pengembangan alat musik calung, yaitu tabung bambu yang dipukul.

Sedangkan angklung merupakan tabung bambu yang digoyang sehingga menghasilkan hanya satu nada untuk setiap instrumennya.

Direktur Utama PT Saung Angklung Udjo, Taufik Hidayat Udjo memberikan pemaparan terkait even Rawayan: West Java World Music Festival 2019 pada konferensi pers di Saung Angklung Udjo, Jalan Padasuka, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/9/2019). Rawayan: West Java World Music Festival 2019 adalah kegiatan musik kolaboratif mengusung genre world music digabungkan dengan atmosfer destinasi hijau yang asri, yang akan berlangsung pada Sabtu, 21 September 2019 di Kebon Udjo dan Saung Angklung Udjo. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Mengingat angklung hanya bernada pentatonis (da mi na ti la) maka dibutuhkan puluhan orang untuk memainkan angklung agar terdengar harmonis.

Kini dengan teknik tertentu bisa dimainkan oleh beberapa orang saja. Tahun 1938 Daeng Soetigna memodifikasi suara angklung menjadi diatonis (do re me fa so la ti).

Baca juga: Liburan ke Bandung, Cobain 5 Kuliner Legendaris Ini

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini