Alunan rumpun bambu Saung Angklung Udjo berhasil menjadi representasi sketsa keindahan dan keceriaan bumi Tatar Sunda.
Selain sebagai alat musik tradisional, angklung juga melambangkan kehidupan manusia yang tidak dapat berdiri tetapi saling membutuhkan.
Tabung besar dan kecil dari deretan bambu ini menggambarkan perkembangan kehidupan manusia.
Tabung bambu kecil menggambarkan bahwa setiap orang memiliki impian dan keinginan untuk menjadi orang besar yang dilambangkan dengan tabung besar.
Ketika angklung digoyangkan, semua tabung menciptakan harmoni yang menggambarkan kehidupan sebagaimana seharusnya.
Di Saung Angklung Udjo, kesenian angklung dikemas dengan sangat menarik oleh Udjo Ngalagena (alm) yang akrab dengan panggilan Mang Udjo dan isterinya, Uum Sumiati.
Mang Udjo dikenal sebagai pembuat angklung sejak tahun 1966. Udjo Ngalagena bersama istrinya belajar pada Daeng Soetigna mendirikan padepokan seni Saung Angklung Udjo, Sundanese Art & Bamboo Craft Center pada tahun 1967.
Saung Angklung Mang Udjo berusaha mewujudkan cita-cita dan harapan mendiang Mang Udjo yang atas kiprahnya mengenalkan musik Angklung hingga dijuluki sebagai Legenda Angklung.
Saung Angklung Udjo selain sebagai pusat seni angklung di Indonesia juga telah lama menjadi tujuan kegiatan MICE (Meetings Incentives Conferences and Exhibitions) di Bandung.
Cukup banyak rombongan perusahaan, organisasi, maupun pemerintah memasukkanya dalam agenda kunjungan mereka saat ke Bandung. Bahkan Saung Angklung Udjo menyediakan tempat untuk menyelenggarakan acara daam jumlah besar.
Lokasi tersebut berada di bagian belakang panggung pertunjukan yang biasa menampilkan kesenian khas Jawa Barat.
Tempatnya berupa ruang terbuka yang sering dijadikan tempat berkumpulnya berbagai kegiatan termasuk gathering korporat.
Saung Angklung Udjo berlokasi di Jalan Padasuka 118 Bandung merupakan sanggar seni, laboratorium pendidikan, sekaligus sebagai obyek wisata budaya Sunda khas Jawa Barat.
Saung Angklung Udjo dapat diibaratkan oase kebudayaan di tengah perkampungan padat, di atas tanah seluas 1,2 hektar. Karcis masuk SAU seharga Rp50.000,00 per orang.