TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kota Bogor yang memiliki julukan Buitenzorg dikenal sebagai kota bersejarah yang mengiringi sejarah perjalanan bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya dari penjajah kolonial Belanda.
Tak heran di kota ini terdapat begitu banyak bangunan bersejarah mulai dari Istana Bogor dan Kebun Raya-nya yang fenomenal hingga Stasiun Bogor serta rumah-rumah pribadi orang Belanda yang berdiri sejak masa penjajahan.
Deretan rumah dengan arsitektur Belanda klasik tersebut bisa banyak ditemukan di berbagai sudut jalan di Kota Bogor. Satu diantaranya bisa disimak pada sebuah rumah di Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Rumah ini menjadi bukti peradaban antar zaman yang masih bisa digali ceritanya.
Maka tak aneh, bangunan bernuansa Belanda masih banyak dijumpai di Jalan Merdeka ini. Jika melintas di jalan ini, seolah-olah seperti diajak untuk berwisata di masa lalu.
Dari setiap rumah atau bangunan Belanda yang berdiri, masing-masing mempunyai ceritanya tersendiri. Tak jarang, dari beberapa rumah Belanda, tokoh-tokoh besar pada masanya saat itu, pernah ada di dalamnya.
Salah satunya di rumah Belanda yang lokasinya berada tepat di samping Kantor Dinsos Kota Bogor.
Rumah Belanda yang berada di Samping Dinsos Kota Bogor ini disebut sebagai Villa Verona. Rumah ini dimiliki orang Belanda bernama Hella S Haasse yang dikenal sebagai sastrawan. Dia lahir di Hélène Serafia Haasse, Belanda.
Sejarah Villa Verona, Rumah Belanda di Jalan Merdeka Bogor, Kini Tersisa Bangunan Tembok & Mobil Tua
Kisah Mistis Bangunan Bekas Pos Belanda yang Kini Jadi Pangkas Rambut di Bogor, Sering Ada Sosok Ini
"Kalau kita bicara villa verona bangunan sejenis dengannya memang banyak di Jalan Merdeka. Artinya memang yang secara fisik masih bertahan ya vila verona itu. Tapi, yang membuat menariknya justru karena rumah itu diisi oleh pemilik novelis belanda," kata Pemerhati Sejarah Kota Bogor, Taufik Hasunna kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (26/7/2023).
Hella S Haasse berdasarkan literatur, pernah tinggal dirumah ini selama 20 tahun awal dirinya lahir. Hella sendiri lahir pada tahun 1918 silam.
Setelah 20 tahun tinggal di Vila Verona ini, Hella bersama keluarga kembali terbang ke Belanda. Beberapa tempat mulai dari Hindia Bandoeng (Bandung) serta Surabaya menjadi tempat yang pernah ia singgahi.
Hella S Haasse sendiri, merupakan seorang penulis kontemporer yang dianggap penting pada masanya.
Baca juga: Viral Kisah Karyawati Magang di AS Pilih PP Naik Pesawat ke Kantor, Demi Hemat Uang Kost
Hella kerap disebut sebagai Sastrawati Besar asal Belanda. Banyak karyanya berupa, novel, cerpen, essai, serta Autibiografi.
Novel fenomenal yang menjadi buah karyanya yakni berjudul 'Oeroeg'. Oeroeg merupakan novel pertama kali diterbitkan secara anonim pada tahun 1948 dan yang membawa namanya melambung di Eropa.
Oeroeg ini sejak pertama kali muncul menjadi bahan rujukan pendidikan sastra banyak anak sekolah Belanda.
Novel itu menceritakan suasana Hindia Belanda saat itu yang tumbuh di sebuah perkebunan di Koloni Belanda Jawa Barat. Novel ini juga pernah diangkat menjadi sebuah film namun sempat memunculkan kontraversi.
"Karya karyanya juga saat itu bukan hanya dikenal di indonesia. Tapi, sampai Belanda. Dan salah satunya pernah diangkat jadi film dengan judul Oeroeg. Tapi, film itu juga kontroversi juga. Entah kenapa itu masih belum jelas," jelasnya.
Novel Oeroeg yang Melambungkan Nama Hella
Novel Oeroeg yang diterbitkan pertama kali tahun 1948 menceritakan kisah persahabatan antara seorang anak laki-laki Belanda dan penduduk asli Hindia Belanda – sebuah topik kontroversial di Belanda pascaperang – yang mengacu pada pengalamannya sendiri tumbuh di koloni Belanda.
Sepanjang kariernya yang berlangsung selama tujuh dekade, Haasse pernah meraih banyak penghargaan untuk karya sastranya.
Dia pernah meraih penghargaan Constantijn Huygens Prize pada tahun 1981 dan P.C. Penghargaan Hooft pada tahun 1984, keduanya penghargaan sastra bergengsi di Belanda.
Haasse juga diangkat menjadi Pejabat dans l'Ordre de la Légion d'Honneur pada tahun 2000, setelah tinggal di Prancis selama bertahun-tahun.
Baca juga: Kronologi Truk Tabrak Tiang Listrik KRL, Tersesat Pakai Google Maps, Ribuan Penumpang Terlantar
Pada hari ulang tahunnya yang ke-90, pada tahun 2008, museum digital Hella Haasse diluncurkan secara online, memberikan kesempatan kepada pengguna internet untuk "melakukan perjalanan digital melalui lanskap foto dan buku, dokumen pribadi, dan kutipan audio-visual dari kehidupan dan pekerjaannya."
Hélène Serafia Haasse meninggal di Amsterdam pada 29 September 2011, setelah sebelumnya sempat menderita sakit. Namun Tidak ada penyebab spesifik kematian yang diberikan.
Dilihat dari tahunnya, Villa Verona memang bukan menjadi bagian dari rencana Karsten Plan. Arsitek, yang membentuk Kota Bogor.
Namun, Vila Verona ini menjadi bagian pembangunan berbarengan dengan kebun percontohan Belanda yang saat ini disebut Balitro. Bangunan ini disinyalir berdiri sejaman dengan jaman saat itu.
Baca juga: Kisah Wanita di Koja Bertahun-tahun Hidup di Rumah Tanpa Listrik, Mengaku Mantan Model Lingerie
Kawasan Merdeka atau jaman dulu disebut Jalan Cikeumeuh menjadi saksi pembangunan jaman kolonial di Kota Bogor.
"Kalau ditahunkan itu sebelum tahun 1920. Itu semua yang dibangun di Jalan Merdeka dalam masa yang sama memang sejenis," tambahnya.
Namun sayangnya, Hella tidak mempunyai catatan yang menarik memang bagi kondisi Kota Bogor jaman kolonial.
Hellena hanya mempunyai kisah bersama karya sastra yang akhirnya menjadilan dirinya terkenal.
"Nggak ada kontribusi. Dia hanya tinggal dan berkarya. Tulisannya tentang kondisi di jaman Hindia Belanda saat itu. Jadi, semacam dokumenter," ujarnya.
Namun, cerita semua itu hanyalah cerita panjang yang mungkin hanya bisa dikenang. Saat ini, Vila Verona tengah dilakukan pembangunan. Vila Verona pun saat ini hanya menyisakan bangunan tembok saja.
Atap vila ini saat ini sudah rusak dimakan usia.
Suasana sekitar pun berubah. Seng-seng penutup areal lokasi tandanya pembangunan pun menjadi penghias bangunan Belanda saat ini. Selain itu, terlihat sebuah mobil tua yang terparkir di halaman depan Vila Verona.
Laporan reporter Tribunnews Bogor, Rahmat Hidayat