Gedung yang sekarang menjadi Museum Radya Pustaka dulunya merupakan kediaman seorang warga Belanda bernama Johannes Busselaar.
Sementara itu, menurut Indonesia.go.id, Museum Radya Pustaka menyimpan sejarah kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam.
Di sana, ada pula koleksi bersejarah, seperti arca, manuskrip, buku, pusaka, dan wayang kulit kuno.
Terdapat patung seorang pujangga Keraton Surakarta pada abad ke-19 bernama Raden Ronggowarsito yang ada di halaman Museum Radya Pustaka.
Ia bisa jadi merupakan inisiator pengumpul artefak di museum karena predikatnya sebagai orang pintar atau pujangga di zamannya.
Adapun, dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, penetapan Hari Museum Nasional berawal acara Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) di Yogyakarta pada 12-14 Oktober 2020.
Penetapan hari nasional yang jatuh setiap 12 Oktober itu terjadi saat Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa-Kamis (26-28 Mei 2015).
Msuem Radya Pustaka mengoleksi beragam benda pusaka kuno, seperti keris, tombak, wayang kulit, gamelan dan naskah kuno.
Museum Radya Pustaka dari namanya memiliki artian sebagai perpustakaan keraton.
Tak heran bila kemudian di museum ini kamu menjumpai lebih dari 400-an naskah kuno.
Museum ini buka setiap hari Selasa-Minggu mulai pukul 09.00 hingga 14.00 WIB dan tutup di hari Senin.
Baca juga: Nongkrong Sambil Sarapan di Butler Coffee Boutique Solo, Cek Daftar Menu dan Harganya
(Tribunnews.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait agenda event, kunjungi laman ini.