Oleh: Kuswandi, penumpang kereta api Tawang Jaya Lebaran
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saya pelanggan transportasi kereta api selama ini. Untuk balik ke Jakarta, hari ini, Sabtu 25 Juli 2015, saya menggunakan Kereta Api Tawang Jaya Lebaran dari Stasiun Pemalang, Jawa Tengah, pukul 13.00 WIB. Nomor kereta saya 7033, nomor kursi 4A gerbong 8.
Karena belum makan siang, ketika kereta masih di Pemalang, saya memesan makanan dan air mineral kepada petugas pelayan kereta yang biasa menjajakan makanan dan minuman. Makanan pesanan pun datang, tapi petugas tidak membawakan minuman yang sudah saya pesan.
Akhirnya saya hanya membayar nasi kotak saja, tapi saya tetap meminta petugas membawakan air minum pesananan saya. Sayang seribu sayang, sampai pukul 15.00 WIB, sampai saya tertidur dan bangun lagi, petugas tersebut tidak kunjung membawa air mineral pesanan.
Saya ingat betul, kereta sudah memasuki Stasiun Cirebon Parujakan. Kurang lebih ada tiga petugas penjaja makanan dan minuman yang mondar-mandir melewati bangku saya. Akhirnya sampai Cirebon saya belum makan-makan juga karena tidak ada air untuk minum. Jawaban tiga orang petugas tersebut,"Nanti ditunggu." Begitu kata mereka ketika saya kembali menanyakan pesanan.
Terus terang saya kesal dan mengeluhkan pelayanan petugas penjaja makanan. Ketika petugas datang lagi, saya memastikan mereka akan melaporkan pelayanan tidak profesional ini ke Direktur PT KAI. Petugas tadi pun datang dan hanya bisa bilang minta maaf ketika saya menanyakan kenapa sampai tiga jam pesanan air minum tak kunjung datang. Petugas itu datang setelah kereta melewati Stasiun Cirebon Parujakan, kira-kira hampir memasuki wilayah indramayu.
Saya memohon kepada PT KAI jangan mendiskrimanisasi penumpang kelas ekonomi. Saya membeli bukan meminta, apalagi mencuri. Tolong, kami penumpang ekonomi juga minta dilayani dengan baik, dan PT KAI jangan cuma mengeruk keuntungan.